BREAKING NEWS
Senin, 04 Agustus 2025

Trump dan Xi Dijadwalkan Telepon Akhir Pekan Ini, Upaya Redakan Ketegangan Dagang?

Justin Nova - Selasa, 03 Juni 2025 16:49 WIB
172 view
Trump dan Xi Dijadwalkan Telepon Akhir Pekan Ini, Upaya Redakan Ketegangan Dagang?
Ilustrasi.
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

AS-Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping direncanakan melakukan panggilan telepon yang telah lama dinantikan pada akhir pekan ini.

Informasi ini disampaikan langsung oleh Gedung Putih pada Senin (2/6/2025), di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia.

"Dua pemimpin kemungkinan besar akan berbincang pekan ini," kata Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, kepada wartawan di luar West Wing.

Baca Juga:

Panggilan tersebut dinilai sebagai langkah awal untuk meredam konflik dagang yang kembali memanas setelah Trump pekan lalu menuduh Tiongkok melanggar kesepakatan yang telah dicapai sebelumnya.

Kesepakatan itu sempat membuat kedua negara menurunkan tarif secara timbal balik selama 90 hari.

Baca Juga:

Namun, pada Selasa (3/6/2025), juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan bahwa pihak Beijing tidak memiliki informasi yang dapat disampaikan terkait rencana panggilan telepon tersebut, menimbulkan keraguan atas realisasi komunikasi itu.

Sejak Trump kembali menjabat lebih dari lima bulan lalu, belum ada kontak resmi yang terkonfirmasi antara dirinya dan Presiden Xi. Padahal, Trump telah berulang kali menyebut bahwa komunikasi langsung dengan Xi akan segera dilakukan.

Pada April lalu, Trump bahkan mengklaim bahwa Xi telah menghubunginya — klaim yang kemudian dibantah oleh pemerintah Tiongkok. Beijing menegaskan bahwa tidak ada panggilan yang dilakukan antara kedua pemimpin.

Trump sendiri belakangan ini kembali memberlakukan tarif besar terhadap sejumlah negara, termasuk Tiongkok, sebagai bagian dari strategi proteksionisme ekonomi.

Dalam wawancara sebelumnya, ia menuduh negara-negara tersebut "merampok Amerika Serikat" dan menyebabkan ketidakseimbangan perdagangan yang besar.

Beijing dan Washington sempat mencapai kesepakatan sementara bulan lalu untuk memangkas tarif selama 90 hari, hasil pertemuan pejabat tinggi kedua negara di Jenewa. Namun, tudingan pelanggaran kesepakatan kembali mencuat dari pihak AS.

Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, dalam wawancaranya dengan Fox News Sunday, menyebut Tiongkok memperlambat pelaksanaan kesepakatan tersebut.

Pemerintah Tiongkok membalas tudingan tersebut dengan menyebutnya sebagai "klaim palsu" dan menuduh Washington menerapkan kebijakan dagang yang diskriminatif.

Ketegangan dagang tidak hanya terjadi antara AS dan Tiongkok. Trump juga memicu ketegangan dengan sejumlah mitra dagang lainnya, termasuk Uni Eropa. Ia berencana menaikkan tarif baja dan aluminium global hingga 50%, yang akan mulai berlaku pada Rabu mendatang.

Langkah-langkah Trump ini dipandang sebagai bagian dari pendekatan agresif untuk menekan mitra dagang AS agar menyepakati perjanjian baru yang dianggap lebih menguntungkan bagi Washington.*

(bs/j006)

Editor
: Justin Nova
Tags
komentar
beritaTerbaru