RIYADH — Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MbS) menyatakan bahwa Israel sedang melakukan berbagai upaya untuk menyeret Amerika Serikat (AS) masuk ke dalam konflik militer dengan Iran.
Hal itu disampaikannya dalam percakapan telepon dengan Presiden Iran terpilih, Masoud Pezeshkian, pada Sabtu (14/6/2025).
Pangeran MbS menegaskan bahwa Riyadh dan seluruh dunia Islam berdiri di belakang Teheran dalam menghadapi agresi militer Israel.
"Arab Saudi berdiri di samping saudara-saudaranya di Iran, dan saat ini seluruh dunia Islam bersatu dalam mendukung Iran," tegas MbS, dalam pernyataan yang dikutip dari Tehran Times, Minggu (15/6/2025).
Pernyataan tegas dari calon Raja Arab Saudi itu datang di tengah meningkatnya eskalasi militer antara Iran dan Israel, yang dalam beberapa hari terakhir saling meluncurkan serangan ke fasilitas strategis masing-masing.
Putra Mahkota MbS menyatakan komitmennya untuk menggunakan saluran diplomatik guna menghentikan eskalasi konflik, seraya menyebut upaya Israel sebagai taktik berbahaya yang berpotensi memicu keterlibatan Amerika Serikat.
"Israel berfokus pada peningkatan ketegangan untuk menyeret Amerika Serikat ke dalam konflik ini, tetapi kami percaya tanggapan bijaksana dari Republik Islam Iran akan mencegah hal ini terjadi," ujarnya.
Sementara itu, Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengutuk keras serangan Israel terhadap fasilitas militer dan energi negaranya, termasuk kilang minyak dan situs nuklir.
Ia menyebut aksi militer Israel sebagai wujud nyata agresi Zionis yang mengancam stabilitas kawasan.
"Iran akan terus melanjutkan misi pembalasan selama diperlukan untuk mempertahankan kedaulatan dan hak-haknya," kata Pezeshkian.
Konflik yang terus memburuk itu mencapai titik kritis pada Sabtu, ketika Israel dilaporkan melancarkan dua serangan tambahan ke infrastruktur energi Iran, termasuk proyek migas raksasa South Pars.
Sebagai balasan, Iran meluncurkan serangan rudal dan drone ke beberapa kota penting Israel seperti Tel Aviv dan Haifa.