BREAKING NEWS
Senin, 28 Juli 2025

Konflik Bersenjata Thailand–Kamboja Memuncak! 12 Meninggal Dunia, 40 Ribu Mengungsi

Adelia Syafitri - Kamis, 24 Juli 2025 21:31 WIB
87 view
Konflik Bersenjata Thailand–Kamboja Memuncak! 12 Meninggal Dunia, 40 Ribu Mengungsi
Bentrokan bersenjata di wilayah perbatasan Thailand dan Kamboja, tepatnya di kawasan Segitiga Zamrud, Kamis (24/7). (foto: Kolase by Canva/BITV)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA — Ketegangan diplomatik antara Thailand dan Kamboja meningkat tajam usai pecahnya bentrokan bersenjata di wilayah perbatasan kedua negara, tepatnya di kawasan Segitiga Zamrud, Kamis (24/7).

Konflik tersebut memicu korban jiwa dan memaksa puluhan ribu warga sipil mengungsi.

Menurut laporan resmi dari militer Thailand, pertempuran dimulai setelah Kamboja menembakkan roket ke wilayah Thailand, menewaskan satu warga sipil dan melukai tiga lainnya, termasuk seorang anak berusia lima tahun.

Baca Juga:

Menanggapi serangan tersebut, militer Thailand mengerahkan enam jet tempur F-16 dari Provinsi Ubon Ratchathani yang kemudian menghantam dua target militer di wilayah Kamboja.

"Serangan telah menghantam dua target militer Kamboja," ujar Kolonel Ritcha Suksuwanon, Wakil Juru Bicara Militer Thailand.

Baca Juga:

Total korban jiwa dilaporkan mencapai 12 orang, terdiri dari 11 warga sipil dan 1 prajurit, sementara puluhan lainnya mengalami luka-luka.

Pertempuran berlangsung di dekat situs bersejarah dan kawasan wisata populer, seperti Ta Moan Thom dan Ta Muen, yang merupakan bagian dari kompleks Candi Preah Vihear yang masuk dalam daftar Warisan Dunia UNESCO.

Sebagai langkah pencegahan, akses wisata ke kawasan tersebut ditutup total, dan pemerintah Thailand mengimbau wisatawan untuk memilih destinasi alternatif.

Krisis ini memicu gelombang pengungsian lebih dari 40.000 warga dari 86 desa di perbatasan.

Mereka dipindahkan ke tempat perlindungan sementara yang dibangun dari beton, karung pasir, dan ban bekas.

Thailand juga telah mengusir Duta Besar Kamboja dan menarik para diplomatnya dari Phnom Penh, setelah lima tentaranya terluka akibat ranjau yang diduga baru dipasang di wilayah sengketa.

Kamboja merespons dengan menurunkan status hubungan diplomatik dan mengusir perwakilan Thailand.

Sejumlah negara, termasuk China, Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan Australia, telah menyerukan penghentian kekerasan dan dialog damai, serta mengeluarkan travel warning ke Thailand dan Kamboja, terutama di kawasan perbatasan.

KBRI Bangkok juga telah mengimbau Warga Negara Indonesia (WNI) untuk menghindari perjalanan ke provinsi-propinsi perbatasan seperti Surin, Buri Ram, Si Sa Ket, Sa Kaeo, Trat, dan Ubon Ratchathani.

Saat ini terdapat 15 WNI yang tercatat tinggal di wilayah terdampak, dan belum ada laporan mengenai korban dari WNI.

Perdana Menteri Sementara Thailand, Phumtham Wechayachai, menyerukan penghentian konflik dan penyelesaian secara damai sesuai prinsip hukum internasional.

Namun, ia menegaskan bahwa Thailand akan tetap menjaga kedaulatan wilayahnya.

"Kami ingin kedamaian, namun kami tidak akan mundur dari hak kami untuk mempertahankan kedaulatan nasional," tegas Phumtham.

Situasi di lapangan masih berkembang. Pemerintah kedua negara diharapkan segera membuka jalur komunikasi demi meredam eskalasi lebih lanjut.*

(mi/a008)

Editor
: Justin Nova
Tags
komentar
beritaTerbaru