BREAKING NEWS
Minggu, 03 Agustus 2025

Menyusul Prancis dan Inggris, Kanada Akan Akui Negara Palestina di Sidang Umum PBB September 2025

Justin Nova - Kamis, 31 Juli 2025 09:26 WIB
107 view
Menyusul Prancis dan Inggris, Kanada Akan Akui Negara Palestina di Sidang Umum PBB September 2025
Perdana Menteri Kanada Mark Carney. (foto: financial times)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

OTTAWA – Pemerintah Kanada menyatakan niatnya untuk secara resmi mengakui Negara Palestina dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang ke-80, dijadwalkan berlangsung pada bulan September 2025.

Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Mark Carney pada Rabu (30/7) waktu setempat.

Langkah ini menandai perubahan signifikan dalam kebijakan luar negeri Kanada, yang selama ini cenderung berhati-hati dalam menyikapi isu sensitif konflik Israel-Palestina.

Baca Juga:

Carney menyebut keputusan tersebut sebagai bagian dari komitmen Kanada dalam mendukung solusi dua negara yang berkelanjutan dan adil bagi kedua belah pihak.

"Kanada bermaksud untuk mengakui Negara Palestina pada Sidang ke-80 Majelis Umum PBB pada bulan September 2025," kata Carney seperti dikutip dari kantor berita AFP, Kamis (31/7/2025).

Baca Juga:

PM Carney menegaskan bahwa pengakuan ini dilandaskan pada harapan dan syarat konkret, termasuk komitmen Otoritas Palestina untuk melakukan reformasi penting.

Ia juga menyebutkan bahwa Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah berjanji untuk menyelenggarakan pemilihan umum pada tahun 2026, di mana kelompok Hamas tidak akan dilibatkan, serta upaya menuju demiliterisasi negara Palestina sebagai bagian dari transisi menuju stabilitas.

Langkah Kanada ini mengikuti jejak Prancis dan Inggris, yang sebelumnya juga menyampaikan komitmen serupa.

Presiden Prancis Emmanuel Macron telah lebih dahulu menyatakan bahwa pemerintahannya akan mengakui negara Palestina dalam Sidang Umum mendatang, sementara Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengaitkan pengakuan tersebut dengan syarat-syarat tertentu, termasuk gencatan senjata di Gaza dan dimulainya kembali bantuan kemanusiaan.

Pengumuman ini sontak menuai respons keras dari Israel.

Namun demikian, PM Carney menyatakan bahwa langkah ini bukan dimaksudkan untuk menyudutkan pihak manapun, melainkan untuk menjaga prospek perdamaian yang adil dan lestari.

"Tujuan kami adalah memastikan bahwa harapan terhadap solusi dua negara tidak benar-benar lenyap di depan mata kita," ujar Carney.

Editor
: Justin Nova
Tags
komentar
beritaTerbaru