BREAKING NEWS
Minggu, 01 Juni 2025

Indonesia Perluas Pendekatan Tobacco Harm Reduction untuk Tekan Angka Kematian Akibat Rokok

BITVonline.com - Jumat, 24 Januari 2025 16:03 WIB
156 view
Indonesia Perluas Pendekatan Tobacco Harm Reduction untuk Tekan Angka Kematian Akibat Rokok
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Jakarta – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa Indonesia termasuk dalam negara dengan prevalensi perokok tertinggi di dunia. Angka perokok di Indonesia diperkirakan meningkat dari 31,7 persen pada tahun 2000 menjadi 37,5 persen pada tahun 2025. Kondisi ini berpotensi meningkatkan risiko kesehatan dan angka kematian akibat rokok. Setiap tahun, sekitar 300 ribu jiwa di Indonesia meninggal akibat dampak rokok.

Berbagai upaya pengendalian yang dilakukan selama ini dinilai belum efektif. Untuk itu, diperlukan strategi baru seperti pendekatan Tobacco Harm Reduction (THR) guna menekan angka kematian akibat rokok. THR merupakan pendekatan yang menawarkan produk alternatif untuk mengurangi risiko kesehatan akibat rokok. Produk dengan mekanisme pemanasan dianggap memiliki risiko lebih rendah dibandingkan rokok konvensional yang melibatkan pembakaran.

Studi oleh Public Health England menyebutkan bahwa produk alternatif ini 95 persen lebih rendah risiko dibandingkan rokok biasa. Menurut Assoc. Prof. Ronny Lesmana, pakar kesehatan Indonesia, pendekatan THR telah diterapkan di berbagai negara dan terbukti membantu perokok aktif untuk beralih ke opsi yang lebih aman. “Pendekatan ilmiah, kebijakan, serta teknologi harus dikombinasikan untuk mengurangi dampak berbahaya konsumsi tembakau.

Baca Juga:

THR dapat menjadi pilihan realistis bagi mereka yang sulit berhenti merokok,” ujar Ronny dalam acara Health Forum di Jakarta, Kamis (23/1/2025). Laporan Lives Saved Report 2024 memproyeksikan bahwa implementasi THR dapat menyelamatkan hingga 4,6 juta nyawa di Indonesia pada tahun 2060. Dengan integrasi THR ke dalam kebijakan pengendalian tembakau serta peningkatan akses perawatan kesehatan, angka kematian tahunan akibat rokok dapat turun dari 300 ribu menjadi 83 ribu jiwa.

Beberapa negara seperti Swedia, Inggris, Jepang, dan Amerika Serikat telah berhasil menurunkan prevalensi perokok melalui penerapan THR. Untuk mencapai tujuan tersebut, dukungan pemerintah, akademisi, dan masyarakat sangat diperlukan, termasuk penguatan edukasi dan penelitian. Meskipun produk THR mulai tersedia di Indonesia, pemahaman masyarakat mengenai manfaatnya masih minim.

Baca Juga:

Prof. Dr. Wahyu Widowati, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, menyebutkan perlunya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat untuk mendorong sosialisasi dan edukasi mengenai THR. “Jika pemanfaatan produk THR diatur dengan baik dan didukung pengawasan yang tepat, potensi besar bisa diwujudkan. Kolaborasi yang kuat antara pembuat kebijakan, peneliti, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan,” kata Wahyu.

Edukasi kepada masyarakat dinilai krusial untuk meningkatkan pemahaman tentang konsep THR. Penelitian yang lebih komprehensif juga diperlukan untuk memastikan implementasi yang tepat guna serta sebagai dasar kebijakan pengendalian tembakau di masa depan. “Dengan penelitian yang kuat dan edukasi yang tepat, THR dapat menjadi solusi efektif untuk menurunkan prevalensi merokok di Indonesia,” pungkas Wahyu.

(christie)

Tags
beritaTerkait
Polsek Sibolga Selatan Tangkap Pelaku Curat Roda Angin Mesin Kapal
Satgas Yonif 741/GN Pos Laktutus Bantu Petani Panen Jagung di Perbatasan Belu
Sat Narkoba Polres Tapteng Tangkap Dua Pengedar Sabu Asal Pinangsori
Dosen UMSU: Legislator Sumut Hadapi "Medan Tempur" Oligarki dan Jebakan Ekonomi Kolonial
Warga Kampung Sedikit Tapsel T3w4s Tertimpa Pohon Saat Menebang di Hutan, Diduga Pelaku Perambah
Sumut Capai Target 100%, 6.110 Koperasi Merah Putih Resmi Berdiri di Seluruh Desa dan Kelurahan
komentar
beritaTerbaru