JAKARTA – Pernahkah kamu masuk ke rumah seseorang dan langsung mencium bau yang tidak sedap, tapi beberapa menit kemudian bau itu menghilang seolah tidak ada? Atau kamu memasak makanan beraroma kuat, tapi setelah beberapa saat kamu tak lagi menyadari baunya? Itu bukan karena bau tersebut benar-benar hilang, melainkan karena kamu sedang mengalami olfactory fatigue atau kelelahan penciuman.
Fenomena ini sangat umum dan alami, namun sering kali tidak disadari. Olfactory fatigue adalah kondisi ketika indra penciuman kita menjadi kurang sensitif terhadap bau tertentu setelah terpapar terus-menerus dalam waktu yang lama. Ini adalah bentuk adaptasi sensorik dari tubuh untuk mencegah otak kita kewalahan oleh informasi sensorik yang konstan.
Menurut para ahli, olfactory fatigue adalah penurunan kemampuan sementara untuk mencium bau karena paparan terus-menerus. Ini berbeda dari anosmia, yaitu kehilangan total atau sebagian kemampuan mencium, yang biasanya disebabkan oleh penyakit, cedera, atau infeksi.
Misalnya, saat kamu masuk ke dapur yang penuh aroma bawang goreng, bau tersebut langsung tercium kuat. Tapi 10 menit kemudian, kamu seolah tidak menciumnya lagi. Ini adalah cara alami tubuh "menyaring" informasi berulang agar tetap fokus pada rangsangan baru atau penting — seperti bau gas atau asap kebakaran.
Penyebab dan Proses Terjadinya
Olfactory fatigue terjadi karena sel-sel saraf penciuman di hidung menjadi kurang responsif terhadap bau yang sama jika terus-menerus terpapar. Setelah menerima sinyal berulang, sel-sel ini berhenti mengirim sinyal ke otak, sehingga aroma menjadi "tidak terasa".