BREAKING NEWS
Senin, 06 Oktober 2025

IHSG Dibuka Menguat ke Level 8.159, Saham PGEO, PGAS hingga BBRI Jadi Penopang

Justin Nova - Senin, 06 Oktober 2025 10:13 WIB
IHSG Dibuka Menguat ke Level 8.159, Saham PGEO, PGAS hingga BBRI Jadi Penopang
Ilustrasi. (foto: bizhare)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

MEDAN – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan hari ini, Senin (6/10/2025), di zona hijau.

Sentimen positif dari dalam dan luar negeri mendorong indeks utama Bursa Efek Indonesia (BEI) naik 0,51% ke level 8.159 pada pembukaan pukul 09.01 WIB.

Dari total 634 saham yang diperdagangkan, tercatat 276 saham menguat, 157 saham melemah, dan 201 saham stagnan.

Baca Juga:

Sejumlah saham unggulan dari sektor energi dan perbankan menjadi penopang utama penguatan IHSG pagi ini.

Saham-saham dari sektor energi mencatatkan kenaikan signifikan pada awal perdagangan. Di antaranya:
- PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) naik 3,21% ke level Rp1.445
- PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) naik 0,93% ke Rp1.620
- PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) menguat 0,43% ke Rp2.330

Sementara itu, dari sektor konsumsi, PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) mencatat kenaikan 1,91% ke Rp1.870.

Dari sektor perbankan, saham-saham bank BUMN kompak dibuka menguat:
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) naik 0,23% ke Rp4.320
- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) naik 0,50% ke Rp4.060
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) melonjak 1,36% ke Rp3.740
- PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) naik 0,38% ke Rp2.620

Sebaliknya, dua saham bank swasta mencatat koreksi:
- PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) turun 0,66% ke Rp7.475
- PT Bank Jago Tbk. (ARTO) melemah 0,92% ke Rp2.160

Imam Gunadi, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), menilai penguatan IHSG masih berpeluang berlanjut dalam pekan ini.

Dalam riset mingguan yang dirilis hari ini, Imam menyebut indeks bisa menguji resistance di level 8.168, seiring dengan dukungan dari data ekonomi domestik dan sentimen eksternal.

"Optimisme ini ditopang oleh kombinasi faktor domestik seperti penguatan konsumsi, peningkatan penjualan kendaraan, dan stabilitas cadangan devisa, serta potensi pelonggaran kebijakan moneter dari Amerika Serikat," ujarnya.

Meski demikian, Imam mengingatkan bahwa masih terdapat risiko koreksi jangka pendek, terutama jika data ekonomi Indonesia tidak sesuai ekspektasi atau jika pidato pejabat The Fed bernada hawkish.

Editor
: Abyadi Siregar
0 komentar
Tags
beritaTerkait
Rupiah Menguat Tipis ke Rp16.563 per Dolar AS
Harga Emas Antam Hari Ini Naik, Sentuh Rp2,25 Juta per Gram
KPP Dorong Akses Perumahan dan Pertumbuhan UMKM di Indonesia
Tak Terpengaruh Luhut, Purbaya Tetap Akan Potong Anggaran MBG yang Tak Terserap
Waspada! Kebiasaan Main Ponsel di Toilet Picu Risiko Wasir dan Sembelit
451 Perusahaan Siap Sambut Program Magang Nasional 2025, 20 Ribu Lulusan Baru Akan Terlibat
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru