Bahlil Sebut Senyum Prabowo Bisa Bawa Golkar Raih Lebih dari 102 Kursi di Pileg 2029
JAKARTA, Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, menargetkan partainya untuk meraih lebih dari 102 kursi di DPR pada Pemilu Legislat
POLITIK
JAKARTA – Minum air setelah bangun tidur menjadi kebiasaan sederhana yang sering dianggap mampu "membangunkan" tubuh di pagi hari.
Namun, pilihan suhu air—dingin atau hangat—ternyata memengaruhi respons tubuh secara berbeda.
Sejumlah penelitian dan laporan kesehatan, salah satunya dari Times of India, menunjukkan bahwa suhu air dapat memengaruhi sistem pencernaan, metabolisme, hingga aliran darah.
Perbedaan ini membuat sebagian orang mulai mempertimbangkan kembali pilihan suhu air yang dikonsumsi setiap pagi.
Air hangat cenderung merelaksasi otot-otot di perut, sehingga membantu pergerakan usus dan proses pencernaan menjadi lebih lancar.
Efek ini dapat mencegah keluhan seperti sembelit atau perut kembung.
Hangatnya air turut merangsang peristaltik usus, yang membuat proses pencernaan bekerja lebih optimal.
Suhu hangat membantu melebarkan pembuluh darah dan memperlancar aliran darah.
Kondisi ini mendukung proses detoks alami tubuh dan membantu tubuh mengaktifkan metabolisme setelah tidur.
Sebaliknya, air dingin memicu thermogenesis—proses ketika tubuh membakar energi untuk menghangatkan air hingga mendekati suhu tubuh.
Efek ini bisa memberikan dorongan metabolik tambahan di pagi hari.
Air hangat memicu vasodilatasi, yang membuat pembuluh darah melebar dan aliran darah semakin lancar.
Hal ini mendukung organ-organ vital untuk bekerja lebih optimal.
Air dingin memiliki efek sebaliknya: vasokonstriksi.
Kondisi ini membuat pembuluh darah menyempit dan memperlambat proses pembersihan internal tubuh.
Karena itu, air dingin dianggap kurang ideal untuk mendukung proses detoksifikasi di pagi hari.
Air dingin kerap memberikan sensasi segar dan cepat mengusir kantuk.
Namun efeknya bersifat sesaat. Sementara itu, air hangat lebih mendukung pola minum yang stabil dan ritmis, sehingga tubuh menyerap cairan lebih baik.
Meski begitu, baik air hangat maupun dingin tetap memberikan hidrasi yang dibutuhkan tubuh setelah tidur semalaman—perbedaannya terletak pada cara tubuh merespons suhu tersebut.
Pemilihan air hangat atau dingin pada dasarnya kembali pada tujuan masing-masing.
Jika ingin memperlancar pencernaan dan mendukung detoksifikasi, air hangat menjadi pilihan yang lebih ideal.
Namun jika membutuhkan efek segar seketika, air dingin dapat memberikan stimulasi awal yang cepat.*
(d/dh)
JAKARTA, Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, menargetkan partainya untuk meraih lebih dari 102 kursi di DPR pada Pemilu Legislat
POLITIK
JAKARTA, Presiden Prabowo Subianto mengingatkan para pelaku ekonomi, khususnya pengusaha, untuk selalu mematuhi hukum dan memenuhi kewaj
EKONOMI
JAKARTA, Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia akan mendatangkan hingga 200 helikopter mulai Januari 2026.
POLITIK
JAKARTA, Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa Indonesia dikaruniai kekayaan sumber daya alam berupa kelapa sawit yang dapat dim
EKONOMI
JAKARTA, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pernyataan terkait bencana banjir besar yang melanda beberapa provinsi di Sumatera, term
POLITIK
JAKARTA, Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan pemerintah telah menjangkau 49
POLITIK
JAKARTA, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, kembali mengungkapkan perasaan prihatin terhadap pihakpihak yang hanya mampu me
POLITIK
JAKARTA, Presiden Prabowo Subianto angkat bicara terkait kritik yang menyebutkan langkahnya membeli banyak alutsista (alat utama sistem se
POLITIK
MEDAN, Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Sumatera Utara menilai buruknya kinerja Pertamina dalam menangani kelangkaan Bahan Bakar
EKONOMI
JAKARTA, Presiden Prabowo Subianto memberi candaan kepada Menteri ATR/BPN Nusron Wahid dalam acara puncak HUT ke61 Partai Golkar yang d
POLITIK