PARIS –Palestina akan mengirimkan delapan atlet untuk berkompetisi di Olimpiade Paris 2024, meningkat dari lima atlet yang berpartisipasi di Olimpiade Tokyo sebelumnya. Pengumuman ini datang di tengah situasi krisis yang melanda Gaza setelah serangan oleh Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.
Partisipasi Palestina dalam Olimpiade kali ini mendapat sorotan khusus. Menteri Negara untuk Urusan Luar Negeri Palestina, Varsen Aghabekian, mengungkapkan bahwa keikutsertaan atlet Palestina merupakan “kemenangan” di tengah kesulitan yang dihadapi. Dalam konferensi pers di Ramallah pada 14 Juli, Aghabekian menegaskan, “Anda bukan hanya atlet, tetapi juga simbol perlawanan Palestina.” Pernyataan ini menunjukkan betapa pentingnya partisipasi ini bukan hanya untuk olahraga, tetapi juga sebagai bentuk pernyataan politik dan sosial di pentas dunia.
Kondisi infrastruktur olahraga di Gaza telah hancur akibat konflik berkepanjangan, dengan banyak atlet terluka atau terbunuh sejak dimulainya blokade Israel. Meski dalam situasi sulit, para atlet Palestina bertekad untuk memanfaatkan panggung Olimpiade sebagai platform untuk meningkatkan kesadaran global tentang situasi di Gaza. Namun, mereka harus mematuhi aturan netralitas yang ditetapkan oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC).
Dari delapan atlet Palestina yang akan berkompetisi di Paris, hanya satu yang berhasil lolos kualifikasi resmi, yaitu Omar Ismail dalam cabang taekwondo. Atlet lainnya, sebanyak tujuh orang, mendapat undangan khusus dari IOC. Mereka akan berkompetisi dalam berbagai cabang olahraga seperti lari, renang, dan tinju.
Kehadiran para atlet Palestina di Olimpiade Paris 2024 bukan hanya sekadar untuk berkompetisi, tetapi juga untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Palestina mampu dan berhak mendapatkan pengakuan atas kemampuannya. “Kami tidak butuh rasa kasihan, kami butuh pengakuan atas kemampuan kami sebagai bangsa,” ujar Nader Jayousi, direktur teknis Komite Olimpiade Palestina, dalam wawancara dengan NBC.
Pentingnya partisipasi ini tidak hanya terletak pada aspek olahraga, tetapi juga pada simbolisme perjuangan dan ketahanan bangsa Palestina di tengah konflik yang berkepanjangan. Olimpiade Paris 2024 menjadi saksi bagaimana olahraga dapat menjadi alat untuk mengekspresikan harapan dan tekad, bahkan dalam kondisi yang paling sulit sekalipun.
(N/014)
Palestina Kirim Delapan Atlet ke Olimpiade Paris 2024 di Tengah Krisis Gaza! Simbol Perlawanan dan Harapan?