BREAKING NEWS
Senin, 20 Oktober 2025

Dugaan Penipuan Tiket Konser Taylor Swift di Singapura, Kerugian Rp 6,2 M

BITVonline.com - Minggu, 17 Maret 2024 04:29 WIB
Dugaan Penipuan Tiket Konser Taylor Swift di Singapura, Kerugian Rp 6,2 M
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

SINGAPURA  – Setelah sukses menggelar konser di Singapura, penyanyi asal Amerika Serikat, Taylor Swift, meninggalkan jejak yang memprihatinkan bagi ribuan penggemarnya. Laporan polisi terus berdatangan terkait dugaan penipuan terkait tiket The Eras Tour yang dijual secara daring.

Melansir dari The Straits Times pada Minggu (17/3/2024), Asisten Komisaris Polisi Aileen Yap, Asisten Direktur Komando Anti Penipuan (ASCom) kepolisian, mengungkapkan bahwa masalah penipuan tiket konser semakin mengkhawatirkan. Banyak korban yang telah menjadi mangsa praktik penipuan daring, terutama yang membeli tiket dari reseller.

Menurut laporan yang masuk, sejak Taylor Swift tiba di Singapura, jumlah laporan terkait penipuan tiket konser melonjak. Tidak sedikit yang datang ke Stadion Nasional dengan harapan bisa menikmati penampilan sang idola, namun kenyataannya mereka harus pulang dengan kecewa setelah mengetahui bahwa tiket yang mereka beli adalah palsu.

Pada periode antara 1 Januari hingga 12 Maret, setidaknya 1.551 korban telah menjadi korban penipuan e-commerce terkait tiket konser, dengan total kerugian mencapai 737.000 dolar Singapura atau sekitar 8,6 miliar rupiah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 960 orang merupakan korban penipuan tiket konser Taylor Swift, dengan kerugian lebih dari 538.000 dolar Singapura atau sekitar 6,2 miliar rupiah.

Menurut AC Yap, sebagian besar korban penipuan tiket konser Swift adalah wanita berusia di bawah 30 tahun. Ia juga menyatakan keprihatinannya bahwa penipuan e-commerce akan menjadi masalah utama pada paruh pertama tahun 2024 jika tren ini terus berlanjut.

“Masalah penipuan tiket konser merupakan tantangan bagi kami karena tidak ada cara yang mudah untuk memberantasnya secara total,” ujar AC Yap.

“Mungkin scalping bisa diatur, karena ada orang yang menghasilkan ribuan dolar setiap ada konser besar di sini dengan membeli tiket dalam jumlah besar dan menjualnya dengan harga yang jauh lebih tinggi. Yang lain merancang bot hanya untuk membeli tiket dengan cepat,” tambahnya.

Kasus penipuan ini juga menyoroti peran pentingnya penegakan hukum dan regulasi yang lebih ketat dalam industri hiburan dan perdagangan daring. Dengan demikian, dapat diharapkan bahwa tindakan tegas dari pihak berwenang akan memberikan efek jera bagi para pelaku penipuan, sehingga masyarakat dapat menikmati hiburan dengan lebih aman dan nyaman.

(K/09)

0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru