WELLINGTON – Selandia Baru kembali menyoroti kasus sandera seorang warganya, Phillip Mehrtens, seorang pilot Susi Air, yang telah berlangsung selama setahun oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua. Pada 7 Februari 2023, Mehrtens menjadi korban sandera setelah mendaratkan pesawatnya di lapangan terbang Paro, Nduga, Papua. Kelompok tersebut tidak hanya membakar pesawat Mehrtens tetapi juga mengancam akan menembaknya jika pembicaraan mengenai kemerdekaan Papua ditolak.
Dilansir oleh Reuters pada Senin (5/2/2024), Selandia Baru, melalui Menteri Luar Negeri Winston Peters, mengulang seruannya untuk segera membebaskan Mehrtens. Peters menegaskan bahwa berbagai lembaga pemerintah terus bekerja sama secara intensif dengan mitra-mitra di Indonesia untuk menjamin keselamatan dan pembebasan Mehrtens.
Theofransus Litaay, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, juga memperbarui perkembangan terkini dalam upaya pembebasan pilot Susi Air tersebut. Dia menekankan peran penting pemerintah daerah, khususnya Pj Bupati Nduga Edison Gwijangge, dalam proses negosiasi dengan KKB terkait pembebasan Mehrtens. Gwijangge, yang juga merupakan tokoh adat yang dihormati oleh masyarakat sekitar, menjadi ujung tombak dalam upaya memfasilitasi dialog dan menegosiasikan pembebasan Mehrtens.
Kasus sandera Mehrtens menjadi perhatian serius bagi kedua negara dan menyoroti kompleksitas situasi di Papua. Selandia Baru dan Indonesia terus berupaya bersama untuk mencapai solusi yang aman dan bermartabat, sambil memastikan keselamatan Mehrtens dan membebaskannya dari situasi yang mengancam hidupnya.