Namun, meski Trump memuji janji Raja Abdullah II untuk menampung anak-anak Palestina yang sakit, rencananya tentang pemindahan penduduk Gaza tetap menuai kontroversi. Trump menjelaskan bahwa wilayah di Yordania dan Mesir akan disiapkan sebagai tempat tinggal sementara bagi warga Palestina yang akan dipindahkan dari Gaza.
Raja Abdullah II secara tegas menanggapi rencana tersebut, menyatakan bahwa Yordania tidak mendukung pemindahan paksa warga Palestina. Dalam sebuah pernyataan di media sosial setelah pertemuan tersebut, Raja Yordania menegaskan posisi negaranya dalam menentang setiap upaya pemindahan penduduk Palestina dari Gaza dan Tepi Barat. "Ini adalah posisi Arab yang bersatu," ujarnya.
Lebih lanjut, Raja Abdullah menekankan bahwa prioritas utama adalah membangun kembali Gaza tanpa menggusur warganya, serta menangani situasi kemanusiaan yang semakin memburuk di wilayah tersebut.