JAKARTA -Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai mengumumkan telah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) serta otoritas daerah di Papua Pegunungan pasca-serangan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.
Serangan tersebut mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan enam lainnya luka-luka, termasuk beberapa guru dan tenaga kesehatan.
Pigai menyayangkan insiden tersebut dan menyampaikan belasungkawa terhadap korban yang meninggal.
Ia juga mengingatkan pentingnya perlindungan terhadap masyarakat sipil, terutama di daerah rawan seperti Yahukimo, untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
"Kami sangat menyayangkan kejadian ini dan turut berbelasungkawa dengan keluarga korban. Masyarakat sipil, bagaimanapun, harus dilindungi dengan lebih baik," ungkap Pigai.
Berdasarkan laporan dari Kodam XVII Cenderawasih, serangan yang terjadi pada Jumat (21/3) tersebut menargetkan sebuah sekolah di Distrik Anggruk.
Dari tujuh korban, enam di antaranya berasal dari NTT dan satu orang dari Sorong, Papua Barat Daya.
Enam orang korban tersebut terdiri atas enam guru dan satu tenaga kesehatan.
Salah satu korban yang meninggal dunia adalah seorang wanita yang berprofesi sebagai guru.
Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli, juga mengonfirmasi bahwa aparat keamanan telah melakukan evakuasi terhadap korban dan warga sipil di wilayah tersebut.
Semua korban yang terluka telah dirawat di Rumah Sakit Marthen Indey.
Sementara itu, Komandan Satgas Rajawali II Koops TNI Habema Kogabwilhan III, Letnan Kolonel Infanteri Gustiawan, menyatakan bahwa timnya berhasil mengevakuasi tujuh korban pada Minggu (23/3), meskipun menghadapi medan yang berat dan potensi gangguan dari kelompok bersenjata.
Jenazah korban yang meninggal telah dibawa ke Bandara Dekai, Kabupaten Yahukimo, untuk proses identifikasi lebih lanjut.