BREAKING NEWS
Jumat, 20 Juni 2025

Heboh Isu Pangkalan Rusia di Papua, Kemhan: Tidak Benar!

Adelia Syafitri - Selasa, 15 April 2025 18:27 WIB
220 view
Heboh Isu Pangkalan Rusia di Papua, Kemhan: Tidak Benar!
Juru bicara Kemhan, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang.
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA -Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI dengan tegas membantah kabar yang menyebut Rusia ingin menjadikan Pangkalan Udara (Lanud) Manuhua di Kabupaten Biak, Papua, sebagai markas pesawat-pesawat militernya.

Kabar tersebut sebelumnya dilaporkan oleh media pertahanan internasional Janes, yang menyebut bahwa Rusia telah mengajukan permintaan resmi kepada Pemerintah Indonesia untuk menggunakan fasilitas militer di Papua.

Baca Juga:

Permintaan itu disebut-sebut disampaikan pasca pertemuan antara Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin dan Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia, Sergei K. Shoigu, pada Februari 2025 lalu.

Namun, juru bicara Kemhan, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang, menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar.

Baca Juga:

"Wakil Perdana Menteri Australia Richard Marles telah berkomunikasi dengan Menhan Sjafrie Sjamsoeddin. Ia mendapat penjelasan bahwa isu terkait penggunaan pangkalan udara Indonesia oleh Rusia tidak benar karena sejauh ini belum pernah ada permintaan tersebut," ujar Frega, Selasa (15/4/2025).

Frega juga menegaskan bahwa Kemhan mengklarifikasi pemberitaan tersebut sebagai kabar yang tidak sesuai fakta.

Sementara itu, Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin, juga angkat bicara.

Ia menolak keras wacana pendirian pangkalan militer asing di wilayah Indonesia, yang menurutnya melanggar konstitusi dan prinsip politik luar negeri bebas aktif.

"Konstitusi kita dan berbagai peraturan perundang-undangan secara tegas melarang keberadaan pangkalan militer asing. Ini menyangkut kedaulatan nasional dan arah politik luar negeri kita," tegas TB Hasanuddin dalam keterangannya, Selasa (15/4/2025).

Ia juga memperingatkan bahwa kehadiran kekuatan militer asing di Indonesia bisa memicu ketegangan di kawasan Asia Tenggara dan bertentangan dengan semangat kerja sama ASEAN.

"Stabilitas kawasan lebih penting daripada kepentingan sempit negara tertentu. ASEAN dibangun atas dasar kerja sama dan kepercayaan, bukan persaingan kekuatan militer," pungkasnya.*

(tb/a008)

Editor
: Adelia Syafitri
Tags
beritaTerkait
Prabowo: Tanpa Investasi Pertahanan, Bangsa Bisa Dijajah dan Jadi Budak
Hasan Nasbi: Dulu Pernyataan Prabowo Soal Perang Dianggap Naif, Kini Terbukti Relevan
TNI AU dan Angkatan Udara Australia Perkuat Kerja Sama Pertahanan Udara
komentar
beritaTerbaru