BOGOR -Menanggapi insiden dugaan keracunan massal yang dialami ratusan siswa di Kota Bogor akibat konsumsi makanan dari program Menu Bergizi Gratis (MBG), Badan Gizi Nasional (BGN) mengambil langkah cepat dengan menyiapkan skema asuransi bagi para penerima manfaat program tersebut.
Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyebut pihaknya tengah berkoordinasi intensif dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta dua asosiasi asuransi besar, yakni Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) dan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), guna membentuk konsorsium pengelolaan asuransi MBG.
"Untuk asuransi penerima manfaat, kami masih melakukan koordinasi dengan OJK. Nantinya konsorsium akan menentukan bentuk layanan asuransi yang paling sesuai," ujar Dadan, Senin (12/5/2025).
Dadan juga menyampaikan bahwa premi asuransi akan dibayarkan melalui masing-masing Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Terdapat dua jenis asuransi yang akan diberlakukan, yaitu untuk petugas SPPG dan penerima manfaat program MBG.
"Karyawan SPPG akan mendapatkan asuransi dari BPJS Ketenagakerjaan. Kedua jenis asuransi ini akan dikelola melalui masing-masing SPPG," tambahnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola BGN, Tigor Pangaribuan, menegaskan bahwa biaya pengobatan siswa yang diduga mengalami keracunan akan tetap ditanggung BGN selama masa kajian skema asuransi berlangsung.
"Skema ini termasuk dalam biaya operasional. Kalau pun terjadi keracunan, BGN akan membantu menanggung biaya pengobatan," ujarnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (10/5/2025).
Di sisi lain, Dinas Kesehatan Kota Bogor mencatat total siswa yang mengalami gejala keracunan telah mencapai 214 orang, tersebar di sembilan sekolah.
Data terakhir menunjukkan adanya penambahan empat kasus baru hingga Sabtu (10/5/2025).
Berikut daftar sekolah terdampak:
TK Bina Insani: 25 siswa
SD Bina Insani: 10 siswa
SMP Bina Insani: 94 siswa
SMA Bina Insani: 1 siswa
SDN Kukupu 3: 8 siswa
SDN Kedung Waringin: 7 siswa
SDN Kedung Jaya 1: 16 siswa
SDN Kedung Jaya 2: 45 siswa
SMP Bina Graha: 8 siswa
Kasus ini masih dalam investigasi lebih lanjut oleh pihak berwenang, sementara program MBG di sejumlah titik dihentikan sementara untuk evaluasi dan pemeriksaan kualitas makanan.*