BANDUNG – Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) mengapresiasi kolaborasi inovatif yang melibatkan narapidana kasus korupsi dalam dapur Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang beroperasi di Lapas Kelas I Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat.
Program ini dinilai sebagai langkah positif dalam mendorong pemberdayaan warga binaan dan penguatan lintas sektor untuk kesejahteraan masyarakat.
Tenaga Ahli Utama PCO Adita Irawati menyebut, partisipasi para napi tak hanya mendukung keberhasilan distribusi makanan bergizi, tetapi juga menjadi bekal keterampilan bagi mereka saat kembali ke masyarakat.
"Satu hal yang unik, karena memberdayakan para warga binaan. Ada lebih dari 47 warga binaan yang terlibat dalam memasak, mempersiapkan bahan, mencuci, dan lainnya," kata Adita saat meninjau pelaksanaan MBG di SDN Sukakarya, Bandung, Kamis (15/5/2025).
Dapur MBG di Sukamiskin telah melayani lebih dari 3.550 penerima manfaat yang tersebar di 12 sekolah dan posyandu untuk ibu hamil dan menyusui.
Uji coba program ini sudah dimulai sejak Juli 2024, dan kini menjadi model yang memungkinkan untuk direplikasi di tempat lain dengan pengawasan maksimal.
Adita menekankan bahwa standar pengolahan makanan dijaga ketat, mulai dari proses belanja bahan makanan yang diawasi oleh ahli gizi, hingga proses memasak dan distribusi yang terukur.
"Dengan pengawasan ketat dan perbaikan berkelanjutan, potensi kejadian yang tidak diinginkan bisa diminimalkan," ujar Adita.
Terkait beberapa insiden pada program MBG di daerah lain, Adita memastikan pemerintah telah melakukan evaluasi menyeluruh.
Termasuk memutus mitra yang tidak mengikuti prosedur serta mempercepat distribusi makanan untuk menghindari kontaminasi.
"Pemerintah menyampaikan permintaan maaf atas kejadian-kejadian tersebut. BGN cukup tegas dalam memberikan sanksi," tegasnya.
Ia juga mengajak masyarakat untuk ikut mengawal dan melaporkan temuan di lapangan melalui kanal pelaporan resmi sebagai bentuk kolaborasi demi keberhasilan program menuju Indonesia Emas 2045.*