Patung Jokowi: Setelah di Karo, Kini di Samosir

BITVONLINE.COM - Terinspirasi dari Patung Joko Widodo (Jokowi), Presiden Indonesia periode 2014–2024, yang resmi berdiri di Desa Kuta Mbelin, Kecamatan Lau Baleng, Kabupaten Karo, Sumatera Utara dan diberi nama "Juma Jokowi", beberapa warga Samosir tersentak dan dengan gerak cepat merancang untuk mengabadikan nama Jokowi sebagai bentuk penghormatan dan rasa terima kasih masyarakat atas jasa Jokowi dalam berbagai bentuk pembangunan di Samosir.

Beberapa elemen masyarakat tersebut, dikutip dari Grup whatsApp SamosirToDay, Sabtu (17/05/2025), diusulkan pemberian nama tersebut dengan nama Bundaran Jokowi, persis di lahan taman kosong yang mengitari Jembatan Tano Ponggol dan Terusan Tano Ponggol di Kelurahan Siogung-ogung, Pangururan.

Ide yang tercetus dan diusulkan Sumper Simanjuntak, seorang jurnalis yang kreatif ini, langsung ditanggapi serius oleh Efendy Naibaho, Ketua Yayasan Pusuk Buhit dan Harisma Simbolon, tokoh Pemuda dan Ketua Grib Jaya Samosir.

Mereka sepakat dalam perbicangan akrab di Posko Panitia Persiapan Bundaran Jokowi di Jalan Puteri Lopian, Pangururan. Kode yang dijadikan posko ini sebelumnya dijadikan wartawan di Samosir sebagai Warkop Jurnalis yang kini bernama Warkop Tamado.

Efendy Naibaho sendiri, anggota DPRD Sumut 1999 – 2009, sebelumnya menggagas untuk pemberian marga kepada Jokowi.

Tetapi info yang diperoleh bahwa Jokowi sudah bermarga Siregar. A Siska Obin Naibaho dalam podcast yang disiarkan SamosirTV, juga setuju pemberian marga dari Bius Si Tolu Hae Horbo atau Si Raja Oloan.

Juga untuk pendirian Tugu Jokowi apakah di Taman Si Tolu Hae Horbo dan tempat lainnya. Kalau Bangun Simanjutak menyebut di Simpang Empat Pangururan dan marganya mewakili ma sian Sitolu Hae Horbo. "Sada ma hita", ujar Bangun Simanjuntak, pernah caleg dari daerah pemilihan Samosir.

Berbagai usulan untuk menabalkan nama Jokowi di Samosir, ada juga usulan nama Jokowi sebagai Pantai Jokowi di seputaran Aek Marjullak-jullak. Mulai dari Jembatan Tano Ponggol menyusur terus ke pantai arah Water Front City l sebutan versi Pemkab Samosir l menjadi nama Pantai Jokowi.

Ini usulan Nahum Naibaho, seorang tokoh yang sudah lama berkiprah di Pangururan. Terkait tugu, ada yang usulkan dan diharapkan ketua panitianya Effendi Simbolon, mantan anggota DPR RI dan sekarang menjadi Ketua Yayasan Universitas HKBP Nommensen.

Tempatnya di kawasan Pusuk Buhit, di Sianjurmula-mula, Tanjung Bunga atau lainnya di depan Taman Si Tolu Hae Horbo, Pangururan.

Tapi untuk monumennya dalam bentuk bundaran di jalan masuk ke Jembatan Tano Ponggol di Siogung-ogung. Nama Bundaran Jokowi meniru nama Bundaran HI, Sudirman dan BundaranSsemanggi di Jakarta.

Banyak Pembangunan

Semasa Jokowi presiden, sudah banyak pembangunan di Samosir. Dan dari catatan, Presiden Jokowi ketika itu sudah dua kali datang ke Pangururan.

Berbagai proyek-proyek miliaran seperti jembatan baru Jembatan Tano Ponggol, Terusan Tano Ponggol, Aek Marjullak-julak (Water Front City versi Pemkab Samosir, Taman Si Tolu Hae Horbo, Menara Pandang Tele, dermaga-dermaga baru, penyediaan feri, jalan tol lingkar dalam.

Yang hebatnya, Danau Toba yang di dalamnya ada Samosir, semakin terkenal dengan penetapan KSPN – Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Setelah semakin mendunia, banyak even dalam dan luar negeri digelar seperti di Pangururan dan Balige.

Panitia Persiapan Monumen Jokowi di Samosir itupun sudah mulai diancer-ancer dengan personalia A Siska Naibaho, Efendy Naibaho, Sumper Simanjuntak, Nahum Naibaho, Bangun Simanjuntak, Harisma Ampredo Simbolon, Andre l Omreg l Siregar, Tumpal Sijabat, Ranto Limbong, Jonner Simbolon, Valensius Sitorus, Aris Setteng Sinurat, Jamin Naibaho, Juneidi Barus.

Personel panitia persiapan ini masih akan bertambah terus dan poskonya, bernama Posko Monumen /Bundaran Jokowi sudah ditetapkan di Warkop Tamado Jalan Patuan Anggi No 77 Pangururan, persisnya di Kode Sumper dekat Polres Samosir.

Sementara di Karo, patung setinggi 4 meter itu terbuat dari tembaga dan menggambarkan Jokowi memegang jeruk di tangan kiri dan mengepalkan tangan kanan ke atas, berdiri di atas pijakan berbentuk api yang melambangkan semangat dan perjuangan rakyat.

Pembangunannya menghabiskan dana sekitar Rp 2,5 miliar yang dikumpulkan dari swadaya masyarakat enam desa dan tiga dusun, serta dukungan dari donatur luar daerah, termasuk Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution yang memberikan sumbangan sebesar Rp 500 juta.

Dikutip dari berbagai media, "Pembangunan patung sudah selesai 100 persen. Sementara penataan area sekitarnya masih dalam proses," kata Kepala Desa Kuta Mbelin, Efranda Kembaren, Jumat (16/5/2025).

Pembuatan patung ini tak lepas dari peristiwa pada Desember 2021, saat warga mengirimkan tiga ton jeruk ke Istana sebagai bentuk permohonan agar jalan di wilayah mereka diperbaiki. Jokowi merespon cepat, dan proyek perbaikan jalan sepanjang 37 kilometer dimulai pada Februari 2022, yang kemudian membawa dampak besar bagi mobilitas dan perekonomian warga.

Kini, di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, masyarakat tetap mengenang kontribusi Jokowi dengan cara mereka sendiri. Patung "Juma Jokowi" bukan hanya menjadi simbol penghargaan, tapi juga monumen harapan akan perhatian berkelanjutan terhadap daerah-daerah terpencil.*