BREAKING NEWS
Sabtu, 26 April 2025

Riset Mercer: Gaji Pekerja Indonesia Diproyeksikan Naik 6,3% pada 2025

BITVonline.com - Kamis, 12 Desember 2024 11:57 WIB
270 view
Riset Mercer: Gaji Pekerja Indonesia Diproyeksikan Naik 6,3% pada 2025
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA – Riset terbaru yang dirilis oleh Mercer Indonesia memperkirakan gaji rata-rata pekerja di Indonesia akan mengalami kenaikan sebesar 6,3 persen pada 2025. Temuan ini disampaikan dalam konferensi pers yang digelar di World Trade Center Jakarta pada Rabu (11/12/2024). Meskipun tantangan makroekonomi masih ada, hasil survei menunjukkan bahwa hampir seluruh perusahaan yang disurvei berencana memberikan kenaikan gaji kepada karyawan mereka pada tahun depan.

Associate Director Mercer Indonesia, Yosef Budiman, menjelaskan bahwa survei ini mencakup 4.606 jabatan pekerjaan di 585 perusahaan yang tersebar di Indonesia. Berdasarkan temuan tersebut, sektor-sektor tertentu diprediksi akan memberikan kenaikan gaji lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain. Industri konsumer (barang konsumsi) dan pertambangan, misalnya, optimistis akan memberikan kenaikan gaji lebih besar pada 2025. Industri barang konsumen diperkirakan memberikan kenaikan gaji sebesar 6,7 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan 2024 yang tercatat 6,2 persen. Sementara itu, industri pertambangan dan jasa pertambangan memperkirakan kenaikan gaji sebesar 5,8 persen, naik dari 5,2 persen pada tahun 2024.

“Industri seperti barang konsumen dan pertambangan menunjukkan keyakinan yang lebih besar terhadap kinerja keuangan mereka secara keseluruhan di tahun depan dibandingkan dengan tahun ini,” ujar Yosef.Berbeda dengan industri konsumer dan pertambangan, sektor teknologi tinggi (high-tech) diperkirakan akan mengalami kenaikan gaji yang lebih rendah pada 2025. Mercer memproyeksikan industri ini hanya memberikan kenaikan gaji sebesar 5,9 persen pada 2025, sedikit lebih rendah dibandingkan tahun 2024 yang mencapai 6,0 persen dan tahun 2023 yang tercatat 6,2 persen.Yosef menjelaskan bahwa industri teknologi tinggi cenderung lebih berhati-hati dalam meningkatkan biaya tetap karyawan, meskipun sektor ini sedang mengalami pertumbuhan yang pesat. “Industri high-tech lebih selektif dalam memutuskan kenaikan gaji karena mereka menghadapi ketidakpastian ekonomi global yang mempengaruhi kebijakan biaya mereka,” ungkapnya. (JOHANISRAIT)

Baca Juga:
Tags
beritaTerkait
Bakamla Tangkap Kapal Penyelundup Pasir Timah Tujuan Malaysia di Perairan Lingga
Mahasiswa Unud Sergio Lucasandro Ksatria Dwi Putra Diduga Lakukan Pelecehan Digital terhadap Puluhan Mahasiswi
Kalapas Labuhan Ruku Sambangi Bupati Asahan, Diskusikan Rencana Pembangunan  Lapas Baru di Kisaran
Satlantas Polrestabes Medan Gelar Razia Malam Hari, 30 Sepeda Motor Terjaring
Jelang Pemakaman Paus Fransiskus, Ribuan Pelayat dan Pemimpin Dunia Berbondong ke Vatikan
Lisa Mariana Bongkar Masa Lalu: “Ridwan Kamil Bukan Satu-satunya, Ada Artis dan Pejabat Juga”
komentar
beritaTerbaru