BREAKING NEWS
Kamis, 24 Juli 2025

Masuk Sekolah Jam 6 Pagi, Siswa dan Orang Tua di Karawang Bersuara: Ada yang Siap, Banyak yang Kewalahan

Justin Nova - Selasa, 03 Juni 2025 15:55 WIB
126 view
Masuk Sekolah Jam 6 Pagi, Siswa dan Orang Tua di Karawang Bersuara: Ada yang Siap, Banyak yang Kewalahan
Ilustrasi.
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

KARAWANG - Kebijakan masuk sekolah pukul 06.00 WIB yang mulai diberlakukan di sejumlah wilayah Jawa Barat, termasuk Karawang, menuai respons beragam dari kalangan siswa dan orang tua.

Sebagian menyambut baik sebagai bentuk kedisiplinan, namun tak sedikit yang merasa keberatan karena dinilai menyulitkan rutinitas pagi.

Nabila, siswi SMA di Karawang, mengaku kewalahan dengan jadwal baru ini. Rumahnya berjarak sekitar 10 kilometer dari sekolah dan ia harus berangkat bersama ibunya yang lebih dulu menyiapkan keperluan rumah tangga.

"Saya biasa berangkat pukul 06.30 WIB. Meskipun siap pukul 05.00 WIB, tapi harus menunggu ibu masak dan sarapan," ujarnya, Selasa (3/6/2025).

Menurut Nabila, saat jam masuk sekolah masih pukul 07.00 WIB pun banyak teman-temannya yang terlambat. Ia khawatir kebijakan baru justru akan membuat tingkat keterlambatan meningkat.

Senada dengan itu, Wahid (35), orang tua siswa SD, juga menolak kebijakan ini. Putranya harus diantar melewati rute yang sulit dan sering macet di jam kerja.

"Kalau masuk jam 6 pagi, berarti kami harus berangkat sekitar jam 5-an. Ini merepotkan aktivitas keluarga, termasuk pekerjaan saya," katanya.

Namun, tak semua menolak. Cantika (33), warga Purwakarta, justru mendukung penuh kebijakan ini. Putranya, siswa kelas 7 SMP, sudah terbiasa bangun dini hari dan bahkan datang ke sekolah lebih awal setelah mengikuti pelatihan pendidikan karakter.

"Dia bangun jam 3 atau 4 pagi, salat subuh, dan sudah di sekolah setengah lima. Dia jalan kaki sendiri, dan kami sudah terbiasa seperti ini," ujar Cantika.

Kebijakan jam masuk sekolah pukul 06.00 WIB ini merupakan bagian dari perubahan waktu belajar di bawah arahan Dedi Mulyadi, yang bertujuan meningkatkan kedisiplinan dan efisiensi waktu belajar.

Meskipun niat awalnya dinilai positif, para ahli pendidikan mengingatkan bahwa perubahan drastis dalam rutinitas anak-anak harus mempertimbangkan aspek psikologis, kesehatan, dan kesiapan infrastruktur pendukung.*

(km/j006)

Editor
: Justin Nova
Tags
komentar
beritaTerbaru