SOLO - Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), akhirnya angkat suara menanggapi pernyataan kontroversial kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang menyebut dirinya layak menjadi nabi. Pernyataan itu viral di media sosial dan menuai reaksi keras dari berbagai kalangan.
Saat ditemui wartawan di kediamannya di Sumber, Banjarsari, Solo, Jokowi menyayangkan pernyataan tersebut dan menegaskan bahwa tidak seharusnya ada pemikiran seperti itu.
"Nabi terakhir itu Nabi Muhammad SAW, kok ada pemikiran seperti itu. Mikirnya yang rasional sajalah," ujar Jokowi, Jumat (13/6/2025).
Pernyataan tersebut pertama kali diunggah oleh politikus PSI, Dedy Nur Palakka, melalui akun X (dulu Twitter) miliknya pada 9 Juni 2025. Ia menanggapi cuitan warganet yang menyebut Jokowi sebagai mantan presiden paling dekat dengan rakyat.
"Jadi nabi pun sebenarnya beliau ini sudah memenuhi syarat, cuma sepertinya beliau menikmati menjadi manusia biasa dengan senyum selalu lebar ketika bertemu dengan rakyat."
Pernyataan tersebut menuai kritik keras, terutama dari kalangan tokoh agama dan netizen. Banyak yang menilai komentar itu tidak pantas dan menyesatkan secara teologis.
Setelah menuai gelombang kecaman, Dedy Nur Palakka akhirnya mencabut pernyataannya dan menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.
"Dengan kesadaran penuh, saya mencabut pernyataan tersebut demi menjaga ruang dialog publik yang sehat dan tidak menimbulkan salah tafsir yang berlarut-larut," ujar Dedy.
Meski telah meminta maaf, warganet tetap meminta agar PSI memberikan tindakan tegas kepada kadernya tersebut agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Jokowi kembali menekankan bahwa pemikiran semacam itu tidak seharusnya berkembang di masyarakat, apalagi jika mengarah pada pengkultusan individu.
"Sudah jelas nabi terakhir itu Nabi Muhammad SAW. Jangan dibelokkan, jangan dipelintir," tandasnya.