JAKARTA – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, angkat suara terkait isu keaslian ijazah dan skripsi Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), yang masih terus menuai perdebatan hingga pertengahan Juni 2025.
Dalam konferensi internasional bertajuk International Conference on Infrastructure (ICI) di JICC, Jakarta Pusat, Kamis (12/6/2025), Luhut mengajak publik untuk tidak terjebak pada isu yang menurutnya tidak memiliki nilai strategis bagi masa depan bangsa.
"Kita ini jangan sakit jiwa semua. Kita bicara hal yang penting mengenai keadaan dunia: Amerika, China, dampaknya pada Indonesia. Jangan buang energi untuk hal-hal yang tidak produktif," kata Luhut tegas.
Meski berbagai klarifikasi telah disampaikan oleh UGM dan Bareskrim Polri, termasuk kesiapan Jokowi untuk menjalani proses hukum dan membuktikan keabsahan dokumen akademiknya, perdebatan publik masih berlangsung dan memicu polarisasi.
Luhut menilai energi bangsa harus difokuskan pada tantangan besar yang sedang dihadapi, baik secara ekonomi maupun geopolitik global.
Ia juga mengingatkan tentang potensi pengaruh asing yang bisa memecah belah bangsa.
"Seperti Presiden Prabowo katakan, kita jangan jadi proxy negara lain atau pihak-pihak yang ingin membenturkan anak bangsa sendiri. Mari kita kompak dan fokus ke masa depan," ujarnya.
Lebih jauh, Luhut mengajak masyarakat, terutama elite politik dan media, untuk tidak saling memprovokasi dengan narasi yang justru memperkeruh suasana nasional.
"Apa sih yang mau disuarakan? Apa manfaatnya buat bangsa ini? Ayo kita sudahi drama ini dan bangun negeri," pungkasnya.
Di sisi lain, Presiden Jokowi menyatakan dirinya siap menghadapi semua proses hukum yang berlaku dan akan menunjukkan bukti-bukti untuk menjawab tuduhan yang berkembang di ruang publik.*
(gn/j006)
Editor
:
Luhut Desak Hentikan Drama Ijazah Jokowi: Tak Ada Manfaatnya untuk Indonesia