BREAKING NEWS
Selasa, 22 Juli 2025

Mitra Ojol Medan Tolak Penurunan Komisi, Nilai 20 Persen Masih Ideal

Adelia Syafitri - Senin, 21 Juli 2025 22:12 WIB
79 view
Mitra Ojol Medan Tolak Penurunan Komisi, Nilai 20 Persen Masih Ideal
Gubernur Bobby Nasution saat temui ribuan driver ojol saat gelar aksi demo, di depan Kantor Gubernur Sumut, Selasa (20/5/2025). (foto: tangkapan layar ig infosumutku)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

MEDAN – Wacana penurunan potongan komisi aplikasi ojek online (ojol) menjadi 10 persen mendapat sorotan dari berbagai komunitas pengemudi aktif di Kota Medan.

Alih-alih mendukung, sejumlah perwakilan mitra ojol justru menyatakan penolakan terhadap usulan tersebut.

Mereka menilai, potongan komisi sebesar 20 persen yang saat ini berlaku dinilai masih ideal, terutama bila melihat sejumlah manfaat yang diberikan oleh aplikator kepada mitra pengemudi.

Rudi Maulana, Ketua Komunitas Medan E-Rider yang membawahi 136 anggota aktif, menuturkan bahwa selama permintaan layanan atau "order" tetap stabil, besaran komisi bukan menjadi masalah utama.

"Potongan 20 persen tidak menjadi beban selama order tetap lancar, serta ada benefit seperti asuransi kecelakaan, layanan bantuan darurat, hingga fasilitas pendukung lainnya," ujarnya.

Senada, Andi Irawan Siregar dari Komunitas Gatot Kaca yang terdiri dari 138 anggota juga menyampaikan bahwa skema saat ini memberikan banyak nilai tambah bagi para driver.

"Sebagai mitra, kami tidak hanya bekerja, tapi juga memperoleh manfaat tambahan seperti diskon kebutuhan operasional, akses ke layanan bantuan, dan bentuk perlindungan lainnya," katanya.

Dukungan terhadap skema komisi 20 persen juga disuarakan oleh Adenan Borneo dari Komunitas Gundala Molis.

Menurutnya, sistem yang berjalan saat ini memungkinkan para mitra untuk bekerja fleksibel sambil tetap menjaga stabilitas penghasilan.

Sementara itu, Sumihar dari Komunitas Green Amric Medan mengimbau pemerintah agar berhati-hati dalam menyusun regulasi terkait aplikator dan mitra pengemudi.

Ia menegaskan pentingnya mendengarkan suara mitra yang masih aktif di lapangan.

"Harus dibedakan antara mitra aktif dan yang sudah tidak aktif. Jangan sampai kebijakan justru memicu perpecahan atau kegaduhan," katanya.

Editor
: Justin Nova
Tags
komentar
beritaTerbaru