BREAKING NEWS
Selasa, 22 Juli 2025

Baron Harahap Yakin Presiden Prabowo Tak Akan Lupakan Sejarah Pejuang Kemerdekaan RI

Paul Antonio Hutapea - Selasa, 22 Juli 2025 15:41 WIB
1.005 view
Baron Harahap Yakin Presiden Prabowo Tak Akan Lupakan Sejarah Pejuang Kemerdekaan RI
Presiden RI Prabowo Subianto. (foto: tangkapan layar yt setpres)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

PADANGSIDIMPUAN– Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke‑80 Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 2025, Ketua Umum GEMMA PETA INDONESIA, Ronald Harahap atau yang lebih dikenal dengan sapaan Baron Harahap,menyuarakan harapan besar agar sejarah perjuangan para pahlawan daerah tidak terpinggirkan dalam narasi nasional.

Ia menyampaikan keyakinannya bahwa Presiden RI Jenderal H. Prabowo Subianto memiliki komitmen kuat terhadap nilai-nilai sejarah dan tidak akan melupakan jasa para pejuang yang kerap dilupakan.

"Jangan sampai nama-nama pahlawan lokal, para veteran 1945, dan keluarga kerajaan Nusantara yang turut berjuang membebaskan bangsa ini lenyap begitu saja dari memori bangsa," tegas Baron dalam keterangannya di Jakarta.

Baron menyoroti minimnya perhatian terhadap para pejuang yang bukan hanya berasal dari kalangan militer pusat, tetapi juga dari kerajaan-kerajaan daerah dan komunitas lokal yang berjuang secara diam-diam, baik melalui diplomasi maupun gerakan bawah tanah melawan penjajah Belanda dan Jepang.

Baron juga mendorong agar peringatan HUT RI tidak hanya terpusat di Istana Negara Jakarta, tetapi diselenggarakan secara bergilir di daerah-daerah yang memiliki sejarah panjang perjuangan kemerdekaan.

"Presiden perlu hadir langsung di tempat kelahiran para pejuang. Ini bukan hanya simbolik, tapi bentuk penghormatan nyata atas jasa mereka. Tanpa darah dan nyawa yang dikorbankan, proklamasi tidak akan pernah terdengar," katanya.

Ia mencontohkan bagaimana kerajaan-kerajaan lokal, seperti Kerajaan Siak Indrapura dan para saudagar Aceh, memberi kontribusi besar, bahkan materiil, untuk mendukung Republik yang baru lahir.

Sebut saja bantuan 25 kg emas dari pengusaha Aceh dan sumbangan dana 13 juta gulden (sekitar Rp1,4 triliun saat ini) dari Kerajaan Siak.

Dalam narasi sejarah yang disampaikan, Baron mengingatkan soal keberadaan "Londo Ireng", yakni para pribumi yang direkrut penjajah sebagai kaki tangan, yang ikut menumpas para pejuang sejati.

"Sejarah tidak boleh ditulis sepihak. Banyak pengkhianatan dalam negeri yang justru memperpanjang masa penjajahan. Politik adu domba Belanda, 'devide et impera', telah menelan korban dari kalangan pejuang asli yang dijebak dan dikalahkan oleh sesamanya," tegasnya.

Lebih jauh, Baron menyerukan agar perjuangan masa lalu dijadikan semangat melawan "pengkhianat bangsa masa kini", yakni para koruptor, mafia peradilan, dan oknum yang merusak kekayaan alam daerah.

Editor
: Adelia Syafitri
Tags
komentar
beritaTerbaru