BANDA ACEH - Ketua DPRK Banda Aceh, Irwansyah ST, menyuarakan keprihatinannya terhadap tingginya angka perceraian di kalangan pasangan muda di Banda Aceh.
Dalam pertemuannya dengan Komunitas Orang Tua Pembelajar (OTP), Kamis (7/8/2025), Irwansyah menekankan pentingnya peran komunitas dalam memperkuat ketahanan keluarga dan mencegah meningkatnya angka perceraian.
Menurut data yang disampaikan Irwansyah, pada tahun 2024 terdapat 800 kasus perceraian, sementara hingga Mei 2025 saja, sudah tercatat 300 kasus. Mayoritas pasangan yang bercerai merupakan generasi muda, yaitu dari kalangan Gen Z dan milenial yang masih berusia 20-an hingga 30-an tahun.
"Masalah utamanya adalah ambang sabar yang sangat tipis, begitu mudah mengucapkan cerai. Tidak ada rasa malu atau beban kalau jadi janda atau duda. Padahal ada anak-anak yang jadi korban," ujar politisi dari PKS ini.
Irwansyah menyoroti faktor-faktor penyebab perceraian, mulai dari minimnya ketahanan diri, pengaruh media sosial, hingga maraknya judi online yang menyasar rumah tangga.
Ia menilai pentingnya edukasi dan pendekatan spiritual dalam membentengi pasangan muda agar lebih kuat menghadapi konflik rumah tangga.
Ia juga mendorong kegiatan keagamaan seperti pengajian, ibadah rutin, keterlibatan dalam komunitas positif, serta menumbuhkan budaya malu terhadap perceraian sebagai langkah preventif.
"Rumah tangga pasti ada masalah, tapi bagaimana cara kita menyikapinya. Jangan sampai anak-anak yang jadi korban," tambahnya.
Sementara itu, Pembina Komunitas OTP, Cut Irma Yunita, menyampaikan bahwa komunitas yang beranggotakan lebih dari 400 ibu muda ini aktif melakukan kegiatan edukatif untuk menangkal isu-isu negatif seperti LGBT, narkoba, hingga kekerasan seksual.
Sebagai bentuk komitmen, OTP juga akan menggelar seminar edukasi akhir bulan ini yang mengangkat tema "Menangkal Propaganda LGBT dan Kekerasan Seksual pada Anak". Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi upaya strategis dalam memperkuat peran keluarga sebagai benteng pertama pendidikan karakter dan moral anak.