BREAKING NEWS
Kamis, 04 September 2025

BRIN: Orangutan Tapanuli Harus Jadi Spesies Prioritas Konservasi, Populasi Terancam Habis

Paul Antonio Hutapea - Kamis, 04 September 2025 14:30 WIB
BRIN: Orangutan Tapanuli Harus Jadi Spesies Prioritas Konservasi, Populasi Terancam Habis
Tangkapan layar - Peneliti Pusat Riset Zoologi Terapan BRIN Dr. Wanda Kuswanda dalam diskusi Belantara Foundation yang diikuti daring dari Jakarta, Kamis (4/9/2025) (foto : antara)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA – Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr. Wanda Kuswanda, menegaskan bahwa Orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis) perlu ditetapkan sebagai salah satu spesies prioritas konservasi. Pasalnya, spesies ini menghadapi ancaman serius yang berpotensi mengikis populasinya secara drastis.

Dalam diskusi daring yang digelar oleh Belantara Foundation, Kamis (4/9), Wanda menyampaikan bahwa Orangutan Tapanuli merupakan spesies orangutan tertua dan paling langka yang hanya ditemukan di lanskap Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.

"Populasinya kini hanya tersisa sekitar 577–760 individu di area habitat sekitar 240–280 ribu hektare yang telah mengalami degradasi," ujar Wanda, yang juga peneliti dari Pusat Riset Zoologi Terapan BRIN.

Baca Juga:

Ancaman Serius: Inbreeding dan Konflik dengan Manusia

Baca Juga:

Kondisi habitat yang terus menyempit meningkatkan risiko inbreeding (perkawinan sedarah) yang bisa menurunkan keragaman genetik dan mengancam keberlangsungan spesies.

Selain itu, Wanda menjelaskan bahwa peningkatan aktivitas manusia seperti pertanian, perkebunan, dan pembukaan lahan menyebabkan konflik. Orangutan sering dianggap hama oleh warga karena memakan hasil kebun, padahal hal ini terjadi karena habitat alami mereka rusak.

"Akibat interaksi negatif ini, terjadi pengusiran hingga kematian orangutan yang stres karena terusir dari wilayahnya sendiri," kata Wanda.

Restorasi dan Ekowisata Jadi Solusi

Untuk menyelamatkan spesies ini, BRIN mendorong pendekatan koeksistensi antara manusia dan satwa liar. Solusi jangka panjang yang ditawarkan mencakup:

Restorasi habitat dan pembangunan koridor satwa untuk menghubungkan fragmen hutan.

Editor
: Justin Nova
0 komentar
Tags
beritaTerkait
Pertamina Hulu Sanga Sanga Dorong Pulau Terusan Jadi Destinasi Ekowisata Unggulan
Heboh Pembangunan Vila di Pulau Padar, Menhut: Tak Akan Ganggu Habitat Komodo
Ketua Yayasan Ponpes di Tapsel Jadi Tersangka Kasus Dugaan Kekerasan Seksual terhadap Santriwati
Puslitbang Polri Laksanakan Penelitian E-MP dan Supervisi Ketahanan Pangan di Polresta Denpasar
Martabe Run 2025 Sukses Digelar, Ribuan Peserta Ramaikan Ajang Lari di Batang Toru
Truk Muatan Beras Rem Blong, Tabrak Dua Mobil dan Rumah di Tapsel
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru