BITVONLINE.COM– Pada Kamis (14/11), Israel meluncurkan serangan udara yang menghantam kawasan selatan Beirut, Lebanon, tepatnya di wilayah Ghoibery dekat Rawadat al-Shahedain. Serangan ini terjadi hanya berselang satu jam setelah militer Israel mengeluarkan perintah evakuasi terbaru bagi warga sipil di area tersebut. Serangan yang menghancurkan sejumlah bangunan ini menewaskan lima orang di kota Bazourieh dan Jumayjimah.
Kantor Berita Nasional Lebanon melaporkan bahwa kawasan selatan Beirut terus menjadi target serangan Israel. Kawasan ini dianggap sebagai basis utama kelompok Hizbullah, yang pada hari sebelumnya dilaporkan melancarkan serangan roket ke Tel Aviv. Meski Israel mengklaim telah memperlemah kekuatan Hizbullah, kelompok bersenjata ini tetap menunjukkan kemampuan militernya di tengah konflik yang semakin memanas.
Menurut jurnalis Al Jazeera, serangan udara tersebut menyebabkan kerusakan parah di sekitar lokasi ledakan. Banyak rumah dan bangunan perkantoran hancur lebur akibat ledakan besar yang mengguncang area tersebut. Warga di sekitar lokasi serangan tampak ketakutan dan terpaksa meninggalkan rumah mereka, menyusul perintah evakuasi yang dikeluarkan militer Israel.
Beberapa akun media sosial aktivis Lebanon juga membagikan rekaman yang menunjukkan detik-detik serangan rudal menghantam daerah Choueifat, di pinggiran selatan Beirut. Video yang menampilkan ledakan besar itu telah diverifikasi oleh lembaga pemeriksa fakta Sanad yang berada di bawah naungan Al Jazeera. Foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan asap tebal membumbung dari kawasan al-Ghobeir, menyiratkan dampak kehancuran yang ditinggalkan oleh serangan tersebut.
Beberapa saat sebelum serangan terjadi, juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, merilis peta yang menunjukkan lokasi-lokasi bangunan yang dianggap sebagai “infrastruktur Hizbullah” di selatan Beirut. Menurut Adraee, lokasi-lokasi di Chouaifet el-Aamroussieh dan Ghobeiry ditargetkan dalam serangan udara tersebut. Langkah ini dilakukan Israel sebagai respons terhadap meningkatnya ketegangan dan pertempuran antara kedua pihak.
Israel mengklaim bahwa serangan-serangan udara mereka dalam beberapa hari terakhir telah menewaskan sekitar 200 pejuang Hizbullah dan menghancurkan lebih dari 140 peluncur roket yang beroperasi di Lebanon selatan. Serangan terbaru pada Kamis ini juga diklaim Israel berhasil menewaskan sejumlah pimpinan penting dalam pasukan Radwan, unit khusus Hizbullah. Namun, hingga saat ini, pihak Hizbullah belum memberikan tanggapan resmi terkait klaim Israel tersebut.
Konflik antara Israel dan Hizbullah diperkirakan akan terus berlanjut, terutama setelah serangan udara terbaru ini yang meningkatkan ketegangan di perbatasan Lebanon dan Israel. Para pengamat internasional menilai bahwa ketidakstabilan di kawasan ini semakin memburuk, sementara upaya mediasi dari negara-negara internasional belum menunjukkan hasil signifikan.
Situasi di kawasan selatan Beirut semakin mencekam. Warga yang terdampak serangan udara ini mengekspresikan kekhawatiran mereka atas eskalasi serangan yang memaksa mereka meninggalkan rumah dan tempat tinggal mereka. “Kami tidak tahu harus kemana,” kata salah seorang warga di wilayah Ghobeiry yang kini terpaksa mengungsi demi keselamatan dirinya dan keluarganya.
Meski serangan udara Israel disebut ditargetkan pada infrastruktur Hizbullah, dampak dari serangan ini dirasakan langsung oleh warga sipil. Banyak pihak mendesak adanya bantuan kemanusiaan dan upaya perdamaian di tengah konflik yang kian membara.
(JOHANSIRAIT)
Israel Serang Pinggiran Beirut, Lima Warga Tewas dan Rumah Hancur