BREAKING NEWS
Rabu, 22 Oktober 2025

Dugaan Manipulasi Data Inflasi oleh Pemerintah Daerah: Menkeu Sri Mulyani Tanggapi Isu Serius

BITVonline.com - Jumat, 04 Oktober 2024 05:40 WIB
Dugaan Manipulasi Data Inflasi oleh Pemerintah Daerah: Menkeu Sri Mulyani Tanggapi Isu Serius
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

JAKARTA -Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan pentingnya keakuratan data inflasi yang dilaporkan oleh pemerintah daerah (pemda) setelah adanya dugaan manipulasi data inflasi untuk mendapatkan insentif dari pemerintah pusat. Pernyataan ini muncul setelah Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengungkapkan bahwa beberapa oknum kepala daerah telah berusaha memalsukan data inflasi dengan mengunjungi kantor Badan Pusat Statistik (BPS) untuk meminta manipulasi data.

Dalam konferensi pers di kantornya, Sri Mulyani mengatakan, “Saya sudah cek sama Pak Tito. Beliau menyampaikan ada beberapa, tapi itu sangat sedikit dan sudah dilakukan koreksi.” Ia menekankan bahwa data inflasi yang tidak valid berpotensi menciptakan distorsi dalam pemberian insentif, yang seharusnya berdasarkan pencapaian pemda dalam menjaga stabilitas harga.

Menyadari dampak negatif dari tindakan manipulasi data, Sri Mulyani menegaskan, “Data inflasi harus akurat dan kredibel. Jangan sampai reward menciptakan tindakan yang justru mendistorsi angka inflasi itu.” Dalam upaya untuk menjaga integritas data, Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, dan BPS telah bekerja sama untuk memastikan keakuratan data inflasi yang dilaporkan oleh pemda. Sri Mulyani menambahkan bahwa insentif yang diberikan kepada pemda harus mencerminkan pencapaian riil mereka dalam menjaga stabilitas harga.

Berkaitan dengan hal ini, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Febrio Kacaribu, mengungkapkan bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan kemungkinan penarikan insentif dari pemda yang terbukti memanipulasi data inflasi. “Kami pertimbangkan (menarik insentif dari pemda nakal),” ujar Febrio, menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menegakkan keadilan dan kredibilitas kebijakan insentif.

Sementara itu, Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan bahwa BPS menggunakan metodologi tertentu untuk menghitung angka inflasi dan memastikan independensi dalam pengolahan data. “Kami menggunakan metode sampling tertentu yang sesuai dengan kaidah statistik, dan ini angka yang dihasilkan BPS tentunya dapat dipertanggungjawabkan independensinya,” kata Amalia dalam konferensi pers terpisah. Ia menambahkan bahwa BPS memiliki penjaminan kualitas dalam setiap survei dan pengolahan data, serta bahwa pengambilan data di daerah dilakukan dengan mengacu pada standar internasional.

Dalam situasi yang semakin kompleks ini, Amalia menggarisbawahi pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan statistik. “Kalau ada pertanyaan pasar murah, operasi pasar murah adalah langkah konkret sebagai pengendalian pasar di daerah,” ujarnya, mengingatkan bahwa pembentukan harga di daerah sangat dipengaruhi oleh mekanisme pasar yang saat ini dipantau oleh berbagai platform data.

Dugaan manipulasi data inflasi oleh pemda menjadi isu krusial yang memerlukan perhatian serius dari seluruh pemangku kepentingan. Penegakan hukum yang tegas dan transparansi dalam pengolahan data diharapkan dapat mencegah praktik yang merugikan negara dan masyarakat. Dengan langkah-langkah yang telah diambil oleh Kementerian Keuangan dan BPS, diharapkan keakuratan data inflasi dapat terjaga, sehingga insentif yang diberikan kepada pemda benar-benar mencerminkan pencapaian mereka dalam menjaga stabilitas harga.

Masyarakat dan pemangku kepentingan diharapkan untuk terus mengawasi dan mendukung upaya pemerintah dalam menciptakan transparansi dan akuntabilitas, serta mendorong pemda untuk selalu melaporkan data secara jujur dan akurat demi kepentingan bersama.

(N/014)

0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru