BREAKING NEWS
Jumat, 12 September 2025

Dokter PPDS UNDIP yang Meninggal Sempat Ajukan Resign ke Universitas, Ini Alasannya

BITVonline.com - Kamis, 15 Agustus 2024 11:00 WIB
Dokter PPDS UNDIP yang Meninggal Sempat Ajukan Resign ke Universitas, Ini Alasannya
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

SEMARANG –Dunia medis di Semarang digemparkan dengan kabar duka dari Universitas Diponegoro (UNDIP). Dr. Aulia Risma Lestari, seorang mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi di RS Kariadi, dikabarkan mengakhiri hidupnya dengan menyuntikkan obat penenang. Kabar ini memicu spekulasi mengenai kemungkinan keterlibatan perundungan dalam keputusan tragis tersebut.

Dr. Aulia yang berusia 30 tahun ini diduga mengalami tekanan berat yang mengarah pada keputusan bunuh diri. Informasi awal menunjukkan bahwa ia sempat mengajukan permohonan untuk mundur dari program PPDS-nya, yang memunculkan dugaan adanya masalah serius di tempat kerja atau pendidikan.

UNDIP Klarifikasi dan Bantah Dugaan Perundungan

Baca Juga:

Menanggapi berita duka ini, pihak Universitas Diponegoro (UNDIP) mengeluarkan klarifikasi resmi terkait kondisi yang dialami oleh Dr. Aulia. Dalam keterangan resminya, UNDIP menyatakan bahwa keputusan Dr. Aulia untuk mengundurkan diri sempat muncul karena alasan kesehatan.

“Berdasarkan kondisi kesehatannya, Almarhumah sempat mempertimbangkan untuk mengundurkan diri,” ujar pihak UNDIP dalam pernyataannya yang diterima MNC Portal pada Kamis sore.

Baca Juga:

Pihak universitas mengungkapkan bahwa meskipun Dr. Aulia telah mengajukan pengunduran diri, keputusan tersebut kemudian dibatalkan karena ia merupakan penerima beasiswa yang mengikatnya dengan sejumlah ketentuan administratif. “Namun, karena beliau adalah penerima beasiswa, secara administratif beliau terikat dengan ketentuan penerima beasiswa, sehingga Almarhumah mengurungkan niat tersebut,” tambah UNDIP.

Kebijakan Anti Perundungan di UNDIP

UNDIP juga menegaskan komitmennya terhadap pencegahan perundungan dan kekerasan seksual di lingkungan kampus. “Fakultas Kedokteran UNDIP telah menerapkan gerakan ‘zero bullying’ yang dipantau secara aktif oleh Tim Pencegahan dan Penanganan Perundungan dan Kekerasan Seksual pada Fakultas,” jelas pihak UNDIP.

Dalam klarifikasinya, UNDIP dengan tegas membantah adanya dugaan perundungan yang terlibat dalam kasus ini. “Mengenai pemberitaan meninggalnya Almarhumah berkaitan dengan dugaan perundungan yang terjadi, dari investigasi internal kami, hal tersebut TIDAK BENAR,” tegas mereka.

Pihak universitas juga menambahkan bahwa Dr. Aulia dikenal sebagai sosok yang berdedikasi tinggi dalam profesinya. “Namun demikian, Almarhumah mempunyai problem kesehatan yang dapat mempengaruhi proses belajar yang sedang ditempuh,” ungkap pihak UNDIP.

Faktor Kesehatan sebagai Faktor Utama

Dalam pernyataan resminya, UNDIP menegaskan bahwa kesehatan Dr. Aulia adalah faktor utama yang berkontribusi pada keputusan tragis tersebut. Meskipun ada spekulasi mengenai perundungan, pihak universitas menilai bahwa masalah kesehatan pribadi Dr. Aulia merupakan elemen signifikan yang mempengaruhi situasinya.

Tanggapan dari Lingkungan Medis dan Pendidikan

Kasus ini menyoroti pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan para mahasiswa, terutama di program pendidikan yang menuntut intensitas tinggi seperti PPDS. Meskipun pihak UNDIP sudah memberikan klarifikasi, situasi ini menjadi pengingat bagi institusi pendidikan lainnya untuk lebih proaktif dalam menyediakan dukungan mental dan emosional bagi mahasiswa mereka.

Klarifikasi dari UNDIP diharapkan dapat menjawab spekulasi dan memberikan pemahaman yang lebih jelas mengenai kasus ini. Namun, juga penting bagi semua pihak untuk terus memperhatikan kesejahteraan mental dan emosional mahasiswa dalam setiap lingkungan pendidikan dan profesional.

(N/014)

0 komentar
Tags
beritaTerkait
Bahlil: Uji Coba Biodiesel B50 Sedang Berjalan, Target Implementasi 2026
Menkeu Purbaya Alihkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank BUMN, Menperin: Angin Segar Perekonomian
Rupiah Dibuka Menguat 0,19% di Level Rp16.430 per Dolar AS
IHSG Dibuka Menguat 0,92% ke Level 7.819, Sentimen Dana Pemerintah dan Optimisme Ekonomi Jadi Pendorong
Harga Emas Antam Turun Rp7.000 per Gram, Ikuti Tren Harga Emas Dunia
Tren Foto Polaroid Bareng Idol K-Pop Jadi Viral, Ini Cara Mudah Buatnya dengan Gemini AI!
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru