BREAKING NEWS
Senin, 03 November 2025

Revitalisasi Pendidikan Nasional di Era Baru: Sinergi Kinerja dan Arah Transformasi

Redaksi - Jumat, 09 Mei 2025 07:52 WIB
Revitalisasi Pendidikan Nasional di Era Baru: Sinergi Kinerja dan Arah Transformasi
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

PENGUATAN KAPASITAS GURU DAN KEPEMIMPINAN SEKOLAH

Presiden Prabowo Subianto dalam pidatonya pada peringatan Hari Pendidikan Nasional 2025 menegaskan bahwa 'tidak akan ada pendidikan yang kuat tanpa guru yang kuat'. Pernyataan itu menggambarkan prioritas negara untuk menempatkan guru dan kepala sekolah sebagai ujung tombak transformasi pendidikan nasional.

Sejalan dengan itu, Menteri Pendidikan Prof Abdul Mu'ti menekankan bahwa pembangunan sumber daya manusia tidak dapat dilakukan secara instan, tetapi harus melalui proses pembinaan yang konsisten, berkelanjutan, dan kontekstual.

Titik berat revitalisasi lainnya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia pendidikan, khususnya guru dan kepala sekolah. Kementerian Pendidikan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) telah meluncurkan berbagai modul pelatihan berbasis blended learning--kombinasi daring dan luring--yang menjangkau lebih banyak guru, termasuk di wilayah nonperkotaan. Data internal menunjukkan bahwa lebih dari 120 ribu guru telah mengikuti pelatihan berbasis kebutuhan lokal sejak awal 2024.

Kelebihan pendekatan itu ialah fleksibilitas dan relevansinya. Pelatihan tidak lagi bersifat normatif seperti sebelumnya, tetapi diarahkan pada praktik pengajaran yang kontekstual dan menyentuh kebutuhan peserta didik masa kini. Penguatan pada 'kepemimpinan instruksional' kepala sekolah juga menjadi agenda utama mengingat keberhasilan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh guru di kelas, tetapi juga oleh manajemen dan tata kelola sekolah yang visioner.

Meski demikian, tantangan klasik seperti kesenjangan kualitas pelatihan antardaerah serta ketimpangan insentif masih menjadi pekerjaan rumah. Namun, pendekatan baru Kemendikdasmen yang bersandar pada prinsip kolaboratif dengan pemda dan komunitas pendidikan lokal layak diapresiasi sebagai bentuk desentralisasi yang sehat dalam pengembangan kualitas guru.

Salah satu lompatan strategis yang patut dicatat ialah penguatan kapasitas guru dan kepala sekolah melalui pendekatan jaringan belajar nasional (JBN) dan platform Aksara yang diperkenalkan dalam kepemimpinan baru. Melalui pendekatan itu, guru tidak hanya menjadi penerima materi, tetapi juga menjadi produsen pengetahuan, berjejaring lintas wilayah, dan melakukan refleksi praktik secara mandiri. Program pelatihan berbasis komunitas dan coaching onsite memperkuat posisi guru sebagai penggerak ekosistem sekolah yang adaptif terhadap perubahan sosial dan teknologi.

Penguatan kapasitas itu tidak dibangun dengan logika instruksi dari atas, tetapi melalui pendekatan komunitas pembelajar dan reflektif. Guru tidak diposisikan sebagai objek pelatihan, tapi subjek yang aktif mengonstruksi pengetahuan. Model itu sejalan dengan pandangan Prof Abdul Mu'ti bahwa 'pendidikan bukan sekadar proses administratif, melainkan juga ikhtiar memanusiakan manusia melalui pemuliaan profesi guru'.

Jika konsistensi pendekatan itu dijaga, dalam beberapa tahun ke depan akan terlihat generasi kepala sekolah dan guru yang tidak hanya cakap teknis, tetapi juga memiliki sense of agency untuk memimpin perubahan di tingkat satuan pendidikan.

PARADIGMA BARU: PHTC DAN KEBIJAKAN BERBASIS DAMPAK

Editor
: Adelia Syafitri
0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru