BREAKING NEWS
Rabu, 05 November 2025

Hidup Rukun dalam Perbedaan: Keluarga Beda Agama di Danau Paris Aceh Singkil

T.Jamaluddin - Jumat, 20 Juni 2025 20:57 WIB
Hidup Rukun dalam  Perbedaan:  Keluarga  Beda Agama di Danau Paris  Aceh Singkil
Teuku Azhar LC, adalah aktivis Da'wah perbatasan. Aktivis Muhammadiyah Da'i
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Oleh: Teuku Azhar Ibrahim Lc.

Di tengah citra Aceh keluar sebagai provinsi yang intoleran, atau dikaitkan dengan penerapan Syariat Islam diberi kesan hantu yang menakutkan, ada satu wilayah yang menyimpan dinamika sosial yang berbeda: Kecamatan Danau Paris, Kabupaten Aceh Singkil. Di daerah ini, terdapat sejumlah keluarga yang hidup berdampingan dalam satu rumah meskipun berbeda agama; Islam, Kristen, Katolik dan Aliran Kepercayaan Pambi.

Cuma mereka jarang terekspos dalam berita nasional. Di balik keheningan Danau Paris menyimpan pelajaran berharga tentang toleransi yang lahir secara alami, sepi slogan, kehidupan nyata yang mengukuhkan itu semua. ekaeka saling merawat badan menjaga batin agar tidak tergores karena perbedaan agama.

Saya melakukan penelitian lapangan terhadap keluarga-keluarga lintas agama yang tinggal serumah di Danau Paris. Hasilnya mengungkap dinamika yang menarik dan kompleks.

warga Danau Paris makan di meja yang sama, dan saling menjaga hal-hal terlarang dalam keyakinan berbeda. Memilih tmeng mengkonsumsi makanan-makan yang tidak halal bagi umat Islam

Toleransi Berbasis Kekerabatan

Salah satu temuan utama adalah bahwa toleransi tidak selalu lahir dari pemahaman agama secara mendalam, tapi justru dari hubungan kekerabatan yang kuat, adat yang mengikat erat.

agama bagi mereka urusan pribadi, sementara hubungan sesama saudara kandung,berada atas agper, bila ada perselisihan tentang keyakinan maka hubungan darah mengikat kuat, perbedaan keyakinan di tempatkan pada posisi lain yang lebih sakral.

Srategi yang dibangun untuk tetap akur dalam perbedaan; tidak membahas isu sensitif berkaitan dengan agama. Tuhanmu, agamamu adalah jalan hidupmu, dalam hidup bersaudara dan berkeluarga ada pekerjaan sehari-hari untuk menyambung hidup bisa dikerjakan bersama. bukan berarti abai terhadap identitas agama. Dalam pelaksanaan ibadah mereka fasilitasi seperti mengantar ibu yang Pambi ke tempat ibadah oleh anak yang beragama Kristen.

Seorang nenek berkeyakinan Pambi mengingatkan cucunya untuk shalat yang beragama Islam. Anak-anak beragama Islam mengunjungi orang tua pada tahun baru untuk meramaikan perayaan, tapi tidak pada hari natal yang merupakan identitas khusus keagamaan.

Adat Sebagai Jembatan

Menariknya, nilai-nilai adat lokal justru berperan besar dalam meredam potensi konflik. Dalam acara adat seperti kenduri, panen, atau kematian, semua anggota keluarga terlibat tanpa melihat agama, tapi berkaitan dengan sajian makanan sepenuhnya diserahkan kepada saudara-saudara beragama Islam yang memiliki banyak pantang larang soal makanan.

Muslim bertanggungjawab dari proses awal hingga memasak dan menyajikan, sementara yang bukan Islam menempatkan diri pada posis aman seperti mencuci piring, mengambil air dan cincang bawang. semua itu mengikuti prosedur adat yang tidak tertulis tapi sudah menjadi panduan hidup bermasyarakat dalam keseharian.

Semua kegiatan tersebut diposisikan sebagai aturan adat sehingga tidak seorang pun merasa tersinggung dengan peran yang harus mereka jalankan. Dan tokoh adat, figur yang sangat dihormati tanpa mempersoalkan agama anutan. Dalam sebuah kegiatan yang melibatkan lintas agama, para tokoh agama diposisikan sebagai pemangku adat.

Dalam konteks Indonesia yang majemuk, studi ini memberi cermin penting: bahwa hidup rukun dalam perbedaan bukan hanya mungkin, tapi nyata. Ia tumbuh dari relasi sehari-hari, dari kebiasaan, dari empati, bukan semata dari teori. Kebanyakan warga Danau Paris tidak mengerti teori-teori toleransi beragama dengan segala isu pluralisme agama yang sering jadi buah bibir kalangan tertentu.

Bagi warga Danau Paris menjalankan ide itu tanpa banyak kajian dan studi perbandingan, mengalir saja dalam kehidupan bermasyarakat yang beragama agama.

Di tengah dunia yang makin bising oleh ujaran kebencian atas nama agama, playing victim sebagai minoritas merasa terus ditindas maka patut banyak belajar dari warga Danau Paris yang menyimpan gugusan mutiara kedamaian tanpa basa-basi dan intrik kepentingan. Diam-diam telah menjalani hidup damai dalam perbedaan tanpa banyak slogan.*

Penulis adalah aktivis Da'wah perbatasan, Aktivis Muhammadiyah & Da'i

Editor
:
0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru
Dasamukanomics

Dasamukanomics

OlehOno Sarwono.PADA suatu kesempatan belum lama ini Presiden Prabowo Subianto menyatakan adanya mazhab serakahnomics di negeri ini. Itu si

Opini