GAMKI SUMUT DUKUNG LANGKAH GUBERNUR TERKAIT TPL
MEDAN Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Provinsi Sumatera Utara masa bakti 20252028, di bawah kep
NASIONAL
Oleh:Bagong Suyanto
JIKA dibandingkan dengan masa awal kemerdekaan, di usianya yang ke-80 tahun merdeka dari penjajahan, rakyat Indonesia tentu telah merasakan perubahan dan kemajuan yang dahsyat. Masyarakat kini makin sejahtera dan kemiskinan dari tahun ke tahun bisa diturunkan.
Menurut data BPS, pada 2015 angka kemiskinan tercatat masih 11,22%, tetapi kini per Maret 2025, angka kemiskinan di Indonesia bisa ditangani hingga menjadi 8,47% dari total populasi, atau sekitar 23,85 juta jiwa.
Per September 2024, angka kemiskinan dilaporkan turun sekitar 0,21 juta orang. Sementara itu, bila dibandingkan dengan Maret 2024 terjadi penurunan sekitar 1,37 juta orang.
Untuk kemiskinan ekstrem, saat ini angkanya tercatat sebanyak 0,85% atau menurun 0,41% poin jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Di tengah kondisi perekonomian dunia yang sedang lesu, tren penurunan angka kemiskinan tentunya patut disambut gembira. Berbagai program yang digulirkan pemerintah, dalam batas-batas tertentu, terbukti efektif membantu memperpanjang napas daya tahan dan bahkan mengurangi jumlah penduduk miskin.
SEJUMLAH TANTANGAN
Saat ini, harus diakui kondisi ekonomi Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Perubahan kondisi perekonomian global, penerapan kebijakan tarif Donald Trump, perang Israel-Iran dan Rusia-Ukraina, dan lesunya permintaan pasar secara akumulatif menyebabkan Indonesia harus menghadapi tantangan yang tidak ringan. Apakah berbagai perubahan global itu akan memengaruhi resiliensi dan kemampuan pemerintah untuk terus mengurangi jumlah penduduk miskin, tentu waktulah yang akan membuktikan.
Bisa dipastikan, ke depan dibutuhkan effort yang lebih untuk menjaga agar tren penurunan penduduk miskin di Indonesia dapat direalisasi. Ke depan sejumlah tantangan yang dihadapi dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat ialah berikut ini.
Pertama, soal kemiskinan dan ketimpangan yang belum berjalan berseiringan. Meskipun selama ini telah terjadi penurunan jumlah penduduk miskin, yang menjadi masalah ialah ketimpangan pendapatan dan ketimpangan antarwilayah masih perlu menjadi perhatian. Saat ini, rasio Gini mencapai 0,375 --menurun dari 0,381 pada September 2024. Kesenjangan perkotaan-perdesaan masih terjadi di berbagai daerah. Persentase penduduk miskin di perkotaan umumnya lebih rendah (6,73%) jika dibandingkan dengan perdesaan (11,03%).
Dengan digulirkan berbagai paket bantuan sosial kepada keluarga miskin, memang secara temporer beban tekanan kebutuhan hidup dapat dikurangi. Namun, secara objektif harus diakui bahwa jika dibandingkan dengan banyaknya program yang digulirkan, ternyata hasilnya masih belum dapat menjamin tumbuhnya keberdayaan dan penghidupan yang layak bagi penerima manfaatnya.
Di berbagai daerah, pembagian kue nasional pembangunan harus diakui masih belum merata. Sering terjadi, ketika industrialisasi masuk ke sebuah wilayah, masyarakat lokal ternyata masih banyak yang menjadi penonton di luar. Ketimpangan masih nyata terlihat. Akibat kondisi dan profil tenaga kerja lokal yang masih didominasi pekerja berlatar belakang pendidikan SMP, atau bahkan SD dan tidak sekolah, jangan heran jika peluang mereka terserap pada sektor industri yang masuk menjadi sangat terbatas. Invasi pabrik-pabrik di berbagai daerah, sering malah menimbulkan suksesi kepemilikan aset dan merusak pola mata pencaharian penduduk lokal yang masih tradisional dan konvensional.
Kedua, soal keadilan sosial yang belum sepenuhnya terwujud. Dalam pendekatan yang meritokratis, semua orang memang diberi kesempatan yang sama untuk bersaing satu dengan lain. Namun, karena basis modal sosial yang dimiliki berbeda dan struktur sosial yang ada juga terpolarisasi, konsekuensinya persaingan sering berjalan tidak adil. Pelaku ekonomi yang hanya mengandalkan modal yang terbatas sering harus menerima nasib kalah bersaing dengan pelaku usaha yang didukung modal dan jaringan raksasa.
MEDAN Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Provinsi Sumatera Utara masa bakti 20252028, di bawah kep
NASIONAL
SUMATERA UTARA Sebanyak dua kabupaten di Sumatera Utara masih dilaporkan terisolasi akibat banjir bandang dan tanah longsor yang melanda
NASIONAL
BANDA ACEH Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian melaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto bahwa anggaran belanja tidak terduga (BTT) di
EKONOMI
ACEH BESAR Korban banjir bandang di Sumatera rencananya akan direlokasi ke hunian sementara (huntara) yang diperkirakan selesai dibangun
NASIONAL
BANDA ACEH Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, menyampaikan bahwa Provinsi Aceh membutuhkan angg
EKONOMI
ACEH BESAR Presiden Prabowo Subianto meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk menerjunkan dokter internship (magang) dan dokt
NASIONAL
BANDA ACEH Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, menyatakan seluruh masyarakat di Provinsi Aceh ki
NASIONAL
JAKARTA Presiden RI, Prabowo Subianto, menegaskan agar seluruh jajaran pemerintah serius menangani bencana yang melanda Aceh hingga Suma
NASIONAL
JAKARTA Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyoroti tindakan Bupati Aceh Selatan, Mirwan MS, yang meninggalkan wilayah terd
POLITIK
JAKARTA Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menyiapkan tiga helikopter untuk mendukung tanggap darurat bencana di Sumatera Utara, Ace
NASIONAL