BREAKING NEWS
Jumat, 12 September 2025

Pemimpin Bukan Malaikat: Saatnya Masyarakat dan Politisi Belajar Dewasa

Redaksi - Jumat, 12 September 2025 07:42 WIB
Pemimpin Bukan Malaikat: Saatnya Masyarakat dan Politisi Belajar Dewasa
Presiden RI Prabowo Subianto saat meninjau sekolah rakyat menengah atas margaguna, Jaksel, Kamis (11/9/2025). (foto: tangkapan layar yt setpres)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Oleh: Mohsen Hasan A.

RESHUFFLE kabinet yang baru saja diumumkan kembali menghadirkan riuh di ruang publik. Media sosial, ruang diskusi kampus, hingga warung kopi diramaikan komentar. Ada yang menyambut baik, tetapi lebih banyak yang menghujat. Seolah-olah keputusan Presiden sepenuhnya salah, dan seakan-akan masyarakat menuntut hadirnya pemimpin sempurna, tanpa cela, tanpa cacat.

Temukan lebih banyak

Baca Juga:

Padahal, politik dan pemerintahan tidak pernah bekerja di ruang steril. Selalu ada kalkulasi, kompromi, pertarungan kepentingan, bahkan keterbatasan manusiawi. Menuntut kesempurnaan pemimpin sama saja dengan menuntut malaikat turun memimpin bangsa.

Menghujat Lebih Mudah daripada Memimpin

Baca Juga:

Fenomena penghujat di masyarakat bukan hal baru. Dalam psikologi sosial ini disebut negativity bias: kecenderungan manusia lebih cepat melihat kesalahan ketimbang kebaikan. Seorang menteri bekerja berbulan-bulan tanpa sorotan, tetapi sekali salah langkah, langsung menjadi bahan cemoohan.

Kritik tentu penting, bahkan mutlak diperlukan dalam demokrasi. Namun, ketika kritik berubah menjadi hujatan membabi buta, yang terjadi adalah hilangnya rasionalitas publik. Kita menjadi bangsa yang gemar mencari kambing hitam, bukan solusi.

Secara moral, menghakimi tanpa memberi jalan keluar adalah bentuk ketidakadilan. Kita lupa bahwa setiap kata hujatan bukan hanya melukai pribadi, tetapi juga meruntuhkan semangat kolektif bangsa yang sedang berjuang.

Ilusi Pemimpin Sempurna

Masyarakat sering lupa bahwa kesempurnaan hanya milik Tuhan. Para nabi dan rasul pun diuji, apalagi pemimpin politik yang manusia biasa. Dalam sejarah dunia, tidak ada satu pun pemimpin yang benar-benar sempurna. Soekarno dengan kharismanya, Mandela dengan kebijaksanaannya, Lincoln dengan keberaniannya—semuanya tetap menuai kritik keras di masanya.

Yang dibutuhkan bukanlah pemimpin tanpa salah, melainkan pemimpin yang:

- Mau belajar dari kesalahan,

Editor
: Adelia Syafitri
0 komentar
Tags
beritaTerkait
Prabowo Siapkan Tim Khusus Evaluasi dan Reformasi Polri
Presiden Prabowo Temui Tokoh Lintas Agama, Setujui Pembentukan Komisi Investigasi Independen
Anggota DPR: Rencana TNI Laporkan Ferry Irwandi Langgar Konstitusi dan Hambat Demokrasi
Presiden Prabowo Subianto Tinjau Aktivitas Pendidikan di Sekolah Rakyat Menengah Atas 10 Jakarta Selatan
Reshuffle Kabinet: Membaca Arah Baru Pemerintahan Prabowo–Gibran
Keponakan Prabowo Mundur dari DPR Usai Ucapan Kontroversial, Ini Respons Rocky Gerung
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru