Penemuan Kerangka di Kwitang, Polisi Cocokkan DNA dengan Dua Korban Hilang Aksi Agustus 2025
JAKARTA Polda Metro Jaya akan melakukan pengambilan sampel DNA dari keluarga dua orang yang hilang saat aksi demonstrasi pada Agustus 20
Peristiwa
OLEH : Raman Krisna
Mereka bukan menyeberangi sungai untuk bermain, tapi untuk belajar.
Sementara itu, pemerintah sibuk membagi nasi bungkus sambil mengaku peduli gizi.
Pendidikan sedang tenggelam di arus pencitraan.
Baca Juga:Sebuah video viral di media sosial menampilkan pemandangan memilukan, anak-anak sekolah di pelosok Indonesia menyeberangi sungai menggunakan kotak foam demi bisa sampai ke sekolah. Di tengah gempuran klaim keberhasilan program Makan Bergizi (MBG), potret nyata itu menjadi tamparan keras bagi pemerintah.
Bagaimana mungkin pemerintah berkoar soal gizi, sementara anak-anak bangsa masih harus mempertaruhkan nyawa hanya untuk menuntut ilmu? Apakah program MBG benar-benar solusi, atau sekadar proyek politik yang dibungkus jargon kesejahteraan rakyat?Program MBG digembar-gemborkan sebagai langkah mulia untuk menekan angka stunting dan meningkatkan asupan gizi.
Tapi faktanya, pelaksanaannya justru penuh tanda tanya—dari distribusi yang tidak merata, menu yang asal-asalan, hingga dugaan pembagian "jatah" bagi pihak tertentu. Ini bukan program gizi; ini program politisasi perut rakyat.Kita tidak butuh nasi bungkus gratis yang datang sekejap, lalu hilang tanpa jejak. Yang dibutuhkan anak bangsa adalah akses pendidikan yang layak dan aman:
- Sekolah yang nyaman dan layak digunakan, bukan gedung reyot di ujung kampung.
- Lapangan olahraga di setiap sekolah, agar anak-anak tumbuh sehat dan bahagia.
- Jembatan penghubung di setiap daerah terpencil, agar tak ada lagi anak sekolah yang berjuang menantang maut di sungai demi menuntut ilmu.
Pendidikan adalah tulang punggung bangsa, bukan konsumsi sesaat. Dan guru—pilar utama pendidikan—masih jauh dari kata sejahtera. Ironisnya, negara lebih sibuk memoles citra lewat program populis ketimbang memperjuangkan martabat tenaga pendidik.
Pak Prabowo, jika Anda benar-benar peduli pada masa depan generasi muda, bukalah mata terhadap kenyataan di lapangan. Bangunlah jembatan, bukan hanya program pencitraan. Bangunlah sekolah, bukan proyek politik.
Bangunlah masa depan, bukan sekadar menu makan siang.Karena anak-anak yang kini menyeberangi sungai dengan kotak foam, suatu hari akan menilai sendiri siapa yang benar-benar bekerja untuk mereka—dan siapa yang hanya bermain dengan slogan.*
*) Penulis adalah Tim Redaksi BITV
JAKARTA Polda Metro Jaya akan melakukan pengambilan sampel DNA dari keluarga dua orang yang hilang saat aksi demonstrasi pada Agustus 20
Peristiwa
SOLO Keluarga besar Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat memastikan pemakaman Raja PB XIII akan digelar pada Rabu (5/11) mendatang di
Nasional
MEDAN Kebakaran hebat melanda empat rumah semi permanen di Jalan Polonia, Kelurahan Suka Damai, Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan, Min
Peristiwa
LANGKAT Tim gabungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Pemkab Langkat, dan Polres Binjai menyegel Diskotek Blue Night yang berlokasi d
Hukum dan Kriminal
MEDAN Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Medan fokus meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) melalui optimalisasi sektor pajak res
Ekonomi
MEDAN Satlantas Polrestabes Medan menetapkan Bripda VPA, seorang personel Polda Sumut, sebagai tersangka setelah menabrak seorang wanita
Hukum dan Kriminal
MEDAN Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Sumatera Utara (Sumut), Kahiyang Ayu, mengajak anakanak untuk mengamalkan Tujuh Ikrar Kebi
Pendidikan
BANDAR LAMPUNG Dua bersaudara asal Lampung, Adiprapat Nopel Wisanjaya dan Sagala Jaya Dirba Anugrah, mencuri perhatian publik setelah me
Olahraga
JAKARTA Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyebut angka kemiskinan di Indonesia menunjukkan tren penurunan di bawah kepemimp
Pemerintahan
JAKARTA Upaya pemerintah untuk mempercepat transformasi digital di dunia pendidikan terus menunjukkan hasil.adsense Hingga saat ini, l
Pendidikan