Jika memang kampus besar seperti USU ingin kembali ke jalur ilmiah dan moral, maka langkah pertama bukan visi lima tahun ke depan, tetapi resolusi atas persoalan hari ini.
Mengevaluasi kepemimpinan, membersihkan konflik kepentingan, dan memastikan bahwa pemilihan rektor tidak hanya sah secara legal, tetapi terpercaya secara moral dan akademik.
Karena kampus bukan arena politik yang bisa dimanipulasi dengan suara dan aliansi. Kampus adalah institusi keilmuan yang harus dijaga keteguhan tata kelolanya sebelum badai reputasi menghancurkan fondasinya.*
Penulis adalah Koordinator Riset Center Cendikiawan dan Peneliti Muda Indonesia