DOHA QATAR -Tim nasional sepak bola U-23 Indonesia tengah mengukir sejarah yang menggairahkan di panggung Piala Asia. Meskipun merasakan getirnya kekalahan 0-2 dari Uzbekistan dalam babak semifinal, namun semangat mereka masih membara untuk merebut posisi di Olimpiade – sesuatu yang belum terjadi dalam 68 tahun terakhir.
Anak-anak asuhan pelatih Shin Tae-yong, dengan penuh semangat, bersiap untuk perebutan peringkat ketiga. Meskipun harapan mereka mungkin tampak tipis, namun api keinginan untuk meraih sukses masih berkobar.
Kemenangan melawan Korea Selatan di babak perempat final menjadi momen bersejarah bagi tim ini. Pertandingan yang digelar pada Jumat dini hari itu tidak hanya menghadirkan drama adu penalti yang mendebarkan, tetapi juga menunjukkan keberanian dan kegigihan para pemain muda Indonesia.
Justin Hubner, dengan tekad yang kokoh, berusaha mengeksekusi penalti. Namun, nasib berkata lain, dan kegagalan awalnya membuat banyak orang terdiam. Namun, keputusan wasit untuk mengulang penalti karena pelanggaran kiper Korea Selatan membuka jalan bagi Indonesia untuk terus bertarung.
Ernando Ari, sang penjaga gawang, menjadi pahlawan dengan penyelamatan gemilangnya. Kemenangan yang diraih dengan skor akhir 11-10 untuk tim Indonesia U-23 tidak hanya memicu kegembiraan di lapangan, tetapi juga di hati ribuan pendukung yang menyaksikan pertandingan itu.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, turun langsung untuk mendukung timnya ketika pemain naturalisasi, Nathan Tjoe-A-On, dipanggil pulang klubnya demi membela timnas. Keputusan yang diambil oleh Erick Thohir ini menunjukkan komitmen dan keseriusan dalam mendukung perjuangan timnas Indonesia.
Namun, capaian ini juga memunculkan pertanyaan tentang kebijakan naturalisasi dalam tim nasional. Meskipun hanya empat pemain naturalisasi yang terpilih, tetapi hal ini masih menimbulkan pro dan kontra di kalangan pengamat sepak bola. Di tengah sorotan terhadap keberhasilan tim U-23, penting bagi semua pihak untuk menjaga pemain muda ini dari sorotan berlebihan yang dapat merusak perkembangan mereka di masa depan.
Sementara itu, kinerja pelatih Shin Tae-yong juga patut diacungi jempol. Dalam waktu singkat, ia berhasil membawa tiga kelompok tim sepak bola Indonesia lolos ke Piala Asia. Capaian ini tentu menjadi bukti keahliannya sebagai pelatih yang mampu memotivasi dan mengembangkan potensi para pemainnya.
Meskipun tantangan masih menanti di perebutan tempat ketiga dan kemungkinan adu nasib dengan tim U-23 Guinea, namun semangat dan keyakinan untuk meraih tiket ke Olimpiade Paris 2024 tetap menyala di dalam dada para pemain dan pendukung setia timnas Indonesia U-23.
(N/014)
Meskipun Kalah dari Uzbekistan, Tim U-23 Indonesia Masih Berpeluang Berlaga di Olimpiade Paris