SIMALUNGUN– Batu Gantung, salah satu ikon wisata legendaris di tepian Danau Toba, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, tetap menjadi magnet utama bagi wisatawan yang berkunjung ke Parapat.
Keindahan alam yang memukau berpadu dengan kisah mistis menjadikan destinasi ini tak lekang oleh waktu.
Terletak di tebing tinggi berbatu yang menghadap langsung ke Danau Toba, Batu Gantung memiliki bentuk unik yang menyerupai sosok manusia tergantung.
Masyarakat sekitar menyebut batu ini sebagai perwujudan seorang gadis bernama Seruni, yang konon memilih mengakhiri hidupnya dengan terjun dari tebing lantaran dipaksa menikah dengan pria yang tidak dicintainya.
Untuk mencapai Batu Gantung, wisatawan dapat menumpangi kapal kayu tradisional dari Ruang Terbuka Publik (RTP) Pantai Bebas Parapat.
Dengan tarif Rp20.000 per orang, perjalanan sekitar 15 menit di atas perairan jernih Danau Toba memberikan pengalaman tersendiri.
Setibanya di lokasi, wisatawan dapat menikmati keheningan dan panorama sekitar selama 15 menit sebelum kapal kembali ke dermaga.
Bagi banyak orang, kunjungan ke Batu Gantung bukan hanya tentang menikmati keindahan alam, tetapi juga meresapi nilai sejarah dan cerita rakyat yang hidup turun-temurun.
Selain Batu Gantung, kawasan Parapat juga menawarkan berbagai destinasi wisata menarik seperti Pantai Bebas, Pasir Putih Parbaba, hingga akses menuju Pulau Samosir.
Kombinasi keindahan alam dan nilai budaya menjadikan Parapat sebagai titik strategis wisata Danau Toba.
Pemerintah daerah dan pelaku wisata terus berupaya memperbaiki infrastruktur dan promosi agar kawasan ini semakin diminati wisatawan lokal maupun mancanegara.*
(nt/a008)
Editor
: Adelia Syafitri
Legenda Mistis dan Keindahan Batu Gantung Masih Jadi Daya Tarik Wisata di Danau Toba