BREAKING NEWS
Selasa, 14 Oktober 2025

Dekatkan Anak dengan Alam, Konservasi Gajah di Simalungun Buka Edukasi Khusus

Abyadi Siregar - Selasa, 14 Oktober 2025 13:56 WIB
Dekatkan Anak dengan Alam, Konservasi Gajah di Simalungun Buka Edukasi Khusus
Aek Nauli Elephant Conservation Camp memiliki empat gajah jinak sebagai bagian pendukung wisata Danau Toba dan upaya pelestarian gajah Sumatera.(Foto: KOMPAS/AUFRIDA WISMI WARASTRI)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

SUMATERA UTARAWisata edukasi konservasi gajah Sumatera di Kawasan Hutan Aek Nauli, Kabupaten Simalungun, bisa menjadi pilihan menarik bagi masyarakat yang ingin mengenal lebih dekat satwa langka ini.

Dari Kota Medan, pengunjung hanya perlu menempuh perjalanan sekitar 2,5 jam menggunakan mobil untuk sampai ke lokasi.

Kepala Resor ANECC dan CA Batu Gajah, Boby Natalius Purba, mengatakan program wisata edukasi ini bertujuan memberikan pemahaman mengenai gajah Sumatera, termasuk gajah jinak, sekaligus menumbuhkan kesadaran akan pentingnya konservasi satwa tersebut.

Baca Juga:

Di kawasan hutan Aek Nauli, terdapat sejumlah gajah Sumatera, salah satunya Siti, gajah yang sebelumnya menjadi koleksi Medan Zoo. Usia gajah-gajah ini beragam, mulai dari belasan tahun hingga 90 tahun. Selama kunjungan, pengunjung diperkenalkan dengan anatomi tubuh gajah, termasuk perbedaan gading gajah jantan dan betina, variasi bentuk telinga di berbagai negara, cara menimbang tubuh gajah, serta praktik pengguntingan kuku.

"Gajah jantan biasanya memiliki gading sepanjang 1–1,5 meter yang digunakan sebagai alat pertahanan. Sedangkan gajah betina memiliki caling yang hanya sepanjang sejengkal tangan orang dewasa," kata Boby.

Selain edukasi anatomi, pengunjung juga dapat melihat gajah beraksi, memberikan salam, dan mengikuti instruksi dari para mahoot atau pawang gajah.

Anak-anak sekolah yang berkunjung juga diperkenankan memberi makan gajah dengan buah-buahan seperti tebu dan pisang.

Wisata edukasi ini sudah dibuka sejak tiga bulan terakhir dan saat ini masih difokuskan untuk kunjungan kelompok anak sekolah.

Sekolah yang ingin mengunjungi konservasi cukup mengirimkan surat permohonan beserta tanggal kunjungan dan jumlah peserta. Boby menegaskan bahwa layanan ini gratis bagi pengunjung.

Anak-anak yang hadir menunjukkan antusiasme tinggi. Salah satu siswa asal Pematangsiantar, Asrof, mengaku senang bisa melihat gajah secara langsung dan belajar banyak hal baru.

"Tadi ada lihat gajah, senang. Tadi lihat gajah tunjukkan gadingnya, kukunya, mulutnya, ada belalai juga," kata Asrof.

Wisata edukasi ini diharapkan dapat menjadi salah satu upaya penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap konservasi gajah Sumatera.*

Editor
: Mutiara
0 komentar
Tags
beritaTerkait
IKHW dan Relawan Gelar Hari Menanam, Hutan Wakaf Jantho Jadi Pusat Konservasi
IKHW dan Relawan Gelar Hari Menanam Hutan Wakaf di Jantho
Harimau Sumatera Mangsa Sapi Warga di Aceh Timur, BKSDA Pasang Kamera Jebak
Tapsel Bahas Koridor Satwa di Batang Toru, Dukung Pelestarian Orangutan Tapanuli
BRIN: Orangutan Tapanuli Harus Jadi Spesies Prioritas Konservasi, Populasi Terancam Habis
Warga Sibuhuan Dikejutkan Kemunculan Beruang Madu di Permukiman
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru