Jakarta – Wakil Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Andy Budiman, menanggapi publikasi dari Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) yang memasukkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam daftar pemimpin terkorup di dunia. Andy menilai hal tersebut sebagai bentuk suara dari kelompok yang belum bisa menerima kekalahan pada Pemilihan Presiden (Pilpres). “Itu suara barisan sakit hati, mereka yang belum bisa move on dari kekalahan di Pilpres. Ada jejak digital bahwa OCCRP membuka ke publik untuk menominasikan Corrupt Person of The Year hingga 5 Desember lalu, jadi ada polling. Barisan sakit hati itu yang memobilisasi suara,” ujar Andy dalam keterangannya pada Rabu, 1 Januari 2025.
Andy juga menyoroti metodologi publikasi OCCRP yang menurutnya tidak dapat dipertanggungjawabkan. Ia menyatakan bahwa Jokowi tidak pernah memperkaya diri sendiri atau orang lain secara ilegal. “Rilisan OCCRP tidak berdasar sama sekali. Ini jelas berbeda dengan survei ilmiah, pengambilan sampelnya sangat cermat untuk menghindari bias,” jelasnya. Lebih lanjut, Andy menekankan bahwa PSI meminta OCCRP untuk mempertimbangkan tingkat kepercayaan rakyat yang tetap tinggi terhadap Jokowi hingga akhir masa jabatannya pada 20 Oktober 2024. “Kalau Pak Jokowi korupsi, rakyat pasti tahu dan tingkat kepercayaan anjlok. Rakyat melihat dari dekat kerja Pak Jokowi, tidak ada korupsi,” tegasnya.
(CHRISTIE)
PSI Soroti Publikasi OCCRP yang Masukkan Jokowi dalam Daftar Pemimpin Korup Dunia