BREAKING NEWS
Minggu, 22 Juni 2025

Gus Yahya: "Lebih Separuh Indonesia Ini NU, Jangan Biarkan Identitas Agama Menjadi Identitas Politik"

Redaksi - Selasa, 04 Februari 2025 17:41 WIB
205 view
Gus Yahya: "Lebih Separuh Indonesia Ini NU, Jangan Biarkan Identitas Agama Menjadi Identitas Politik"
Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung
JAKARTA -Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menyebutkan bahwa jumlah simpatisan dan kader NU sangat besar, bahkan mengungkapkan sebuah candaan terkait hal tersebut. Menurut Gus Yahya, lebih dari separuh penduduk Indonesia mengaku sebagai bagian dari NU. Ia bahkan berkelakar, "Kalau kita tangkap orang di jalan itu, 10 orang yang 5 pasti ngaku NU."

Pernyataan itu disampaikan Gus Yahya dalam sambutannya pada acara Sarasehan Ulama yang diselenggarakan di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, pada Selasa (4/2). Dalam kesempatan tersebut, Gus Yahya juga mengungkapkan bahwa banyak orang yang ditemui dalam kegiatan sehari-hari ternyata mengaku sebagai kader atau simpatisan NU, bahkan di kalangan para pejabat.

"Sekarang ini saya sendiri merasa ke mana-mana ketemunya kok orang NU. Kalau ada menteri datang, itu rasanya NU semua gitu," ujar Gus Yahya, mengundang tawa peserta acara.

Baca Juga:


Namun, Gus Yahya juga memberikan peringatan serius terkait potensi bahaya yang bisa timbul dari penyalahgunaan identitas agama dan kebudayaan. Ia menekankan bahwa keberagaman lingkungan budaya yang besar seperti ini tidak seharusnya berkembang menjadi identitas politik yang dapat merusak kelangsungan bangsa.

Baca Juga:

"Lingkungan budaya yang begitu luas seperti ini tidak boleh kemudian dibiarkan berkembang menjadi identitas politik. Karena itu akan berbahaya sekali bagi kelangsungan bangsa dan negara," ujar Gus Yahya.

Ia mengingatkan akan dampak buruk yang bisa terjadi apabila identitas politik dibentuk dari suatu lingkungan budaya atau agama tertentu, yang akhirnya digunakan untuk kompetisi dalam merebut kekuasaan. Menurut Gus Yahya, hal ini bisa membawa kerusakan besar, sebagaimana yang telah terjadi di beberapa negara.

"Kita sudah melihat banyak contoh di negara-negara lain, seperti India misalnya," tuturnya.


Sebagai organisasi keagamaan, Gus Yahya menegaskan bahwa Nahdlatul Ulama tetap berkomitmen untuk mengabdi dan memberikan pelayanan kemaslahatan bagi masyarakat. Ia menegaskan bahwa NU memiliki nilai dasar untuk mengabdi kepada masyarakat dan rakyat, tanpa terjebak dalam politik praktis.

"Nahdlatul Ulama jelas memiliki nilai dasar untuk mengabdi, melayani, berbakti kepada masyarakat, berbakti kepada rakyat," ungkapnya menutup sambutannya.

(km/n14)

Editor
: Tim Redaksi
Tags
beritaTerkait
AI Bisa Bicara, Tapi Tak Bisa Mengerti: Ilmuwan Ungkap Kelemahan Chatbot
Iran Bantah Klaim Trump soal Serangan AS ke Fasilitas Nuklir: “Tak Ada Ledakan Besar”
Terungkap! Motif P3mbvnuh4n Wanita Muda yang Ditemukan Membvsuk di Kosan Eks Hotel Siantar
Trump dan Netanyahu Saling Puji Usai Serangan AS Hantam Fasilitas Nuklir Iran
Dua Buruh Perempuan Ditemukan T3w4s di Perkebunan Sawit Solok Selatan, Terduga Pelaku Ditangkap di Padang
Gubernur Pramono Anung Pimpin Upacara HUT Jakarta ke-498 di Monas, Angkat Tema Kota Global dan Berbudaya
komentar
beritaTerbaru