Politikus Partai Golkar itu juga menyebutkan bahwa aksi brutal seperti ini berpotensi menimbulkan kerusuhan yang lebih besar jika tidak segera ditangani dengan serius oleh pimpinan TNI dan Polri. "Negara kita sedang berupaya membangun keamanan dan ketertiban agar ekonomi dan pembangunan bisa berjalan. Kami khawatir jika peristiwa ini ditunggangi pihak-pihak tidak bertanggung jawab, itu bisa menimbulkan konflik yang lebih luas," kata Tandra.
Sebelumnya, pada Senin malam, puluhan oknum anggota TNI Yonif 614/RJP mendatangi Markas Polres Tarakan, Kalimantan Utara. Insiden ini dipicu oleh ketegangan setelah pengeroyokan terhadap seorang anggota TNI oleh beberapa personel Polres Tarakan pada 22 Februari 2025. Mediasi yang dilakukan setelah insiden tersebut tidak berhasil menghasilkan solusi, dan pada Senin malam, sekitar 20 anggota Yonif 614/RJP mendatangi Polres Tarakan dengan maksud mencari anggota Polres yang diduga terlibat pengeroyokan. Dalam aksi tersebut, terjadi pelemparan batu yang mengakibatkan kerusakan pada fasilitas di Mapolres.
Pihak TNI dan Polri turun langsung untuk menanggapi kejadian ini. Kapolda Kaltara, Irjen Pol Hary Sudwijanto, dan Pangdam VI/Mulawarman, Mayjen TNI Rudy Rachmat Nugraha, memastikan bahwa kasus ini akan diselesaikan secara profesional dan damai.