JAKARTA -Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, mengungkapkan bahwa Bank Indonesia (BI) akan menyediakan insentif sebesar Rp 130 triliun untuk mendukung pembiayaan program pembangunan 3 juta rumah. Insentif ini merupakan bagian dari kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) yang bertujuan untuk mempercepat sektor perumahan.
"Bank Indonesia, bersedia untuk menyediakan Rp130 triliun untuk mendukung sektor perumahan," ujar Hashim Djojohadikusumo di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (26/2/2025).
Sebelumnya, pada konferensi pers yang digelar pada 20 Februari 2025, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan bahwa BI akan menambah insentif perbankan atau KLM sebesar Rp 80 triliun, yang nantinya diikuti dengan penambahan dana sebesar Rp 50 triliun untuk mendukung program perumahan ini.
Perry Warjiyo menegaskan bahwa Bank Indonesia mendukung sepenuhnya kebijakan pemerintah dalam pembangunan 3 juta rumah yang menjadi bagian dari Asta Cita. "Kami meyakini bahwa program Asta Cita ini dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang tinggi, penciptaan lapangan kerja, dan kesejahteraan rakyat," tambah Perry.
Tiga bentuk dukungan yang diberikan oleh Bank Indonesia untuk program perumahan adalah sebagai berikut:
1. Dukungan Kebijakan dan Pendanaan
BI akan memberikan insentif berupa likuiditas kepada bank-bank yang menyalurkan kredit ke sektor perumahan dan sektor prioritas lainnya.
2. Insentif Likuiditas
Penambahan insentif likuiditas perbankan hingga Rp 80 triliun untuk mendukung kebijakan KLM.
3. Pembelian Surat Berharga Negara (SBN)
Bank Indonesia akan mendukung pendanaan program perumahan melalui pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar sekunder. Dana ini juga dapat digunakan untuk berbagai program lainnya dalam Asta Cita, seperti hilirisasi dan ketahanan pangan.
Dengan adanya dukungan ini, Bank Indonesia berharap sektor perumahan dapat tumbuh lebih pesat, menciptakan peluang ekonomi baru, dan mempercepat pemenuhan kebutuhan rumah bagi masyarakat.