Dinamika Politik Golkar Sumut: Ijeck Plt Ketua, Datok Ilhamsyah Mundur
MEDAN Dinamika politik di internal Partai Golkar Sumatera Utara memanas setelah Ketua Umum DPP Golkar, Bahlil Lahadalia, menetapkan Musa
POLITIK
JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mulai melaksanakan program penanganan jalan daerah secara bertahap sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 11 Tahun 2025 tentang Percepatan Peningkatan Konektivitas Jalan Daerah.
Program ini menjadi bagian dari langkah strategis pemerintah dalam meningkatkan konektivitas antarwilayah, memperbaiki kualitas jalan daerah, serta memperkuat rantai pasok nasional guna menunjang ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi di daerah.
"Inpres Jalan Daerah sesuai arahan Presiden difokuskan untuk men-support ketahanan pangan. Jadi, memang tematiknya tahun ini lebih-lebih ke ketahanan pangan," ujar Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo di Jakarta, Sabtu (1/11/2025).Baca Juga:
Dua Tahap Pelaksanaan, Serap Puluhan Ribu Tenaga Kerja Lokal
Dody menjelaskan, pelaksanaan Program Inpres Jalan Daerah (IJD) 2025 dilakukan dalam dua tahap.
Tahap 1 mencakup 234 kegiatan dengan total panjang 711,02 kilometer jalan dan 148,42 meter jembatan, serta melibatkan lebih dari 14.333 tenaga kerja lokal.
Tahap 2 terdiri atas 193 kegiatan, dengan cakupan 567,73 kilometer jalan dan 6,8 meter jembatan, menyerap 8.562 tenaga kerja lokal.
Menurut Dody, pembangunan jalan melalui IJD tidak hanya memperbaiki infrastruktur, tetapi juga membuka akses ekonomi baru di daerah-daerah pertanian dan sentra produksi pangan.
"Program IJD bukan hanya memperbaiki jalan, tetapi juga membuka akses ekonomi baru. Infrastruktur jalan mantap akan memperlancar distribusi hasil pertanian, mempercepat mobilitas logistik, dan menumbuhkan pusat-pusat ekonomi baru di daerah," katanya.
Kementerian PU menargetkan, pelaksanaan IJD mampu mengurangi backlog kemantapan jalan yang selama ini masih menjadi tantangan di berbagai daerah.
Hingga saat ini, tingkat kemantapan jalan nasional telah mencapai 95,22 persen, sedangkan jalan daerah provinsi serta kabupaten/kota baru berada di angka 69,64 persen.
Melalui IJD 2025, pemerintah berkomitmen mempersempit kesenjangan kualitas infrastruktur antarwilayah dengan mengarahkan lebih dari 70 persen pembangunan untuk mendukung kawasan pangan nasional, dan sisanya untuk sektor pariwisata, industri, serta transmigrasi.
"Dengan jalan yang semakin baik, distribusi bahan pangan dan hasil produksi menjadi lebih efisien. Dampaknya, fondasi daerah untuk mencapai swasembada pangan nasional akan semakin kuat, dan pertumbuhan ekonomi bisa lebih merata di seluruh wilayah Indonesia," tutur Dody.*
(vo/M/006)
MEDAN Dinamika politik di internal Partai Golkar Sumatera Utara memanas setelah Ketua Umum DPP Golkar, Bahlil Lahadalia, menetapkan Musa
POLITIK
TAPANULI TENGAH, SUMATER UTARA Bencana banjir bandang yang melanda Kabupaten Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan pada akhir November 20
PERISTIWA
MEDAN Masyarakat di Kelurahan Mabar Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, resah akibat praktik pengoplosan gas bersubsidi 3 kilogram
HUKUM DAN KRIMINAL
JAKARTA, Polda Metro Jaya menurunkan 988 personel gabungan untuk mengamankan kegiatan tablig akbar Milad The Jakmania ke28 di Plaza Sel
NASIONAL
JAKARTA Sebuah kebakaran maut melanda rumah di Jalan Lindung, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis malam (18/12/2025). Lima anggota satu ke
PERISTIWA
Oleh Ruben Cornelius.MARI kita mulai dari logika paling dasar, yang bahkan tidak membutuhkan teori kebijakan publik. Jika sebuah wilayah di
OPINI
JAKARTA, Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, menanggapi kritik atas pernyataannya sebelumnya mengenai bantuan dari Malaysia untuk korba
NASIONAL
BATANGTORU Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, memastikan pemerintah segera membangun hunian tetap bagi warga korban banjir bandang
NASIONAL
JAMBI Kasus penembakan terhadap Aryadi oleh dua anggota Polsek Tebo Ulu, Polres Tebo, hingga tewas masih menyisakan pertanyaan besar. Ke
HUKUM DAN KRIMINAL
JAKARTA Kasus dugaan ijazah palsu Presiden Joko Widodo kembali memanas setelah Tifauziah Tyassuma alias dr. Tifa menuding ijazah yang dit
POLITIK