Ketua Majelis Dikdasmen & PNF Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh, DR Iskandar Muda Hasibuan, meninjau langsung warga terdampak banjir di Kec. Kuta Blang, Kab. Bireuen, Rabu, 3 Desember 2025. (foto: Ist/BITV)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
Kehadiran Iskandar Muda disertai jajaran pimpinan persyarikatan dan pemerintah daerah, termasuk Ketua PDM Bireuen Dr. Atthaillah, Wakil Ketua Bidang Pendidikan PDM Bireuen, Ketua Majelis Dikdasmen–PNF PDM Bireuen Dr. Rizki Dasilva, Ketua Pemuda MuhammadiyahBireuen Rizanur, serta Kepala Dinas Pendidikan dan Dinas PUPR Bireuen.
Kolaborasi ini menegaskan kesolidan berbagai pihak dalam penanganan pascabanjir.
Dalam sambutannya, Iskandar Muda menyampaikan keprihatinan mendalam atas dampak banjir yang tidak hanya merendam rumah dan fasilitas publik, tetapi juga melumpuhkan aktivitas pendidikan di sejumlah sekolah, PAUD, dan pusat pembelajaran masyarakat.
"Kita menyaksikan bukan saja rumah dan jalan terendam, tetapi juga harapan anak-anak yang terguncang. Namun, selama kita saling menguatkan, pendidikan Aceh tidak akan tumbang," ujarnya dengan nada penuh empati.
Bantuan yang disalurkan mencakup perlengkapan sekolah darurat, kebutuhan dasar keluarga, dan dukungan psikososial bagi anak-anak terdampak.
Majelis Dikdasmen–PNFAceh juga melakukan asesmen kebutuhan pendidikan untuk memastikan proses belajar dapat segera dipulihkan.
Iskandar Muda menekankan himbauan tingkat nasional dan internasional agar seluruh elemen masyarakat memperluas kepedulian terhadap korban bencana.
"Ini bukan hanya panggilan bagi warga Aceh. Ini panggilan kemanusiaan bagi seluruh bangsa Indonesia. Uluran tangan, sekecil apa pun, akan menjadi cahaya bagi keluarga yang sedang berjuang," tegasnya.
Ketua PDM Bireuen, Dr. Atthaillah, menambahkan MuhammadiyahBireuen bersama pemerintah daerah akan terus bekerja sama dalam pemulihan pascabanjir, termasuk memastikan agar seluruh satuan pendidikan dapat segera kembali normal.
Kepala Dinas PendidikanBireuen juga menekankan pentingnya dukungan berbagai pihak agar proses belajar mengajar tidak terhenti terlalu lama.
Kunjungan ini sekaligus menjadi simbol solidaritas Muhammadiyah, pemerintah, dan masyarakat Aceh dalam menghadapi bencana, serta menegaskan komitmen bersama menjaga akses pendidikan bagi anak-anak terdampak tetap terjaga.*