BREAKING NEWS
Selasa, 30 September 2025

Viral! Bocah 4 Tahun Gelar Lamaran, Ini Tanggapan BKKBN

BITVonline.com - Jumat, 19 April 2024 07:07 WIB
Viral! Bocah 4 Tahun Gelar Lamaran, Ini Tanggapan BKKBN
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

MADURA –Kabar seorang bocah perempuan berusia empat tahun yang melangsungkan prosesi lamaran menghebohkan media sosial belakangan ini. Kejadian tersebut menjadi sorotan publik, menimbulkan kekhawatiran terhadap kondisi sosial dan kesehatan reproduksi di Indonesia. Dalam menghadapi fenomena ini, Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), memberikan tanggapannya.

Dr. Hasto menekankan pentingnya tindakan cepat dan tegas dalam menindaklanjuti kasus semacam ini. Salah satu saran yang disampaikan adalah perlunya pendidikan khusus mengenai Kesehatan Reproduksi (Kespro) di setiap sekolah di Indonesia. Ia menyarankan agar pendidikan Kespro dijadikan sebagai ekstrakurikuler wajib, sehingga para siswa memiliki pemahaman yang baik tentang kesehatan reproduksi sejak dini.

“Pendidikan Kesehatan Reproduksi (KESPRO) termasuk bagian penting dalam membantu kualitas SDM,” ungkap dr. Hasto dalam wawancara dengan MNC Portal Indonesia. Ia menyoroti hubungan antara proses reproduksi dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), serta potensi dampak negatif dari pernikahan dini terhadap masa depan bangsa.

Dr. Hasto juga mengingatkan bahwa maraknya pernikahan dini dapat membawa konsekuensi berbahaya, seperti bonus demografi yang tidak optimal. Bonus demografi yang tidak disertai dengan upaya kesehatan reproduksi dan pemenuhan kebutuhan dasar anak-anak bisa menjadi beban yang menghambat pembangunan negara.

“2035 kita harus sudah mulai ada Tanda-tanda hasil bonus demografi tapi kalau masih banyak kawin muda, banyak anak, stunting, pengangguran, maka penduduk cenderung menjadi beban pembangunan bukan modal pembangunan. Berbahaya,” tambahnya.

Fokus pada pendidikan Kespro di sekolah menjadi langkah awal yang perlu diambil untuk mengantisipasi dampak negatif dari pernikahan dini dan kurangnya pemahaman tentang kesehatan reproduksi di kalangan masyarakat. Dengan pemahaman yang baik tentang Kespro, diharapkan generasi muda dapat mengambil keputusan yang lebih bijaksana terkait masalah reproduksi, sehingga Indonesia dapat menghadapi masa depan dengan SDM yang berkualitas dan berdaya saing.

Tindakan preventif seperti ini juga diharapkan dapat mengurangi angka pernikahan dini, stunting, dan masalah kesehatan reproduksi lainnya, sehingga Indonesia dapat mencapai potensi bonus demografi yang optimal untuk pembangunan yang berkelanjutan. Mari bersama-sama menjaga kualitas generasi penerus bangsa dengan memberikan pendidikan yang holistik, termasuk dalam hal kesehatan reproduksi.

Kita berharap langkah-langkah konkret dapat segera diambil demi menciptakan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak Indonesia.

(N/014)

0 komentar
Tags
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru