SUMATRA BARAT – Gunung berapi yang terletak di wilayah Sumatra Barat, mengalami erupsi pada Minggu (3/12), menyebabkan dampak serius bagi para pendaki dan masyarakat sekitarnya. Menurut laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak 47 orang pendaki terdampak oleh kejadian ini, dengan 28 di antaranya masih belum berhasil turun hingga pagi ini.
Tim gabungan dari berbagai instansi, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam dan Tanah Datar, terus melakukan operasi pencarian dan pertolongan (search and rescue/SAR) untuk menemukan para pendaki yang masih terjebak di lereng gunung. Meskipun belum ada konfirmasi resmi tentang korban jiwa, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Agam, Bambang Warsito, menyatakan bahwa kabar mengenai seorang pendaki yang meninggal dunia masih dalam proses verifikasi.
Masyarakat dihimbau untuk tidak terlalu cepat membuat kesimpulan mengenai kejadian ini, mengingat situasinya masih terus berkembang. Koordinasi lintas instansi terus dilakukan untuk memonitor perkembangan di lapangan, dan tindakan cepat akan diambil jika terjadi aktivitas vulkanik susulan.
Selain itu, BPBD Kabupaten Agam dan Tanah Datar memberikan imbauan kepada masyarakat, wisatawan, dan pendaki untuk selalu menggunakan masker, mengingat adanya hujan abu vulkanik akibat erupsi Gunung Marapi. Dan bagi wisatawan maupun pendaki dilarang keras untuk melakukan aktivitas di radius 3 kilometer dari kawah utama.
Dampak erupsi tidak hanya terbatas pada sebaran hujan abu vulkanik, namun juga hujan abu yang disertai batu. Kejadian ini mempengaruhi empat wilayah kecamatan, yaitu Canduang, Sungai Pua, Ampek-Ampek, dan Malalak, dengan sebaran abu vulkanik. Sementara itu, wilayah kecamatan Banuhampu, Tilatang Kamang, Baso, Tanjung Raya, Lubuk Basung, IV Koto, Matur, Tanjung Mutiara, Palembayan, dan Kamang Magek dilaporkan terdampak hujan abu disertai batu.
(Ayu lestari)
47 Pendaki Terdampak Erupsi Gunung Marapi, 28 Orang Belum Turun