HUMBANG HASUNDUTAN – Dalam kisah pilu bencana banjir bandang dan longsor di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, Alexander Silaban tak pernah berputus asa dalam upaya pencarian dua anak kandungnya yang hilang dalam tragedi malam Jumat, 1 Desember. Kedua anaknya, seorang perempuan dan seorang laki-laki, menjadi korban tak terduga dari musibah tersebut, merenggut kebahagiaan keluarga mereka.
Pada saat bencana melanda, Alexander berada di sebuah warung, tak menyadari bahwa rumahnya tengah berhadapan dengan bencana mengerikan. Sedangkan istri dan kedua anaknya berada di dalam rumah. Kejadian tragis ini meninggalkan luka mendalam di hati Alexander, yang sejak saat itu, dengan tekad kuat, menginisiasi dan memimpin pencarian putra-putrinya yang hilang.
https://youtu.be/LLGHBQUCPfU
Namun, upaya pencarian ini tidak datang tanpa hambatan. Tim SAR gabungan yang terlibat menghadapi kendala serius dalam bentuk bebatuan besar yang menutupi sebagian besar wilayah pencarian. Rintangan ini menjadikan pencarian semakin rumit dan memerlukan upaya ekstra dari tim penyelamat. Selain itu, terdapat ketidakpastian apakah kedua korban mungkin terseret hingga ke Danau Toba sebagai dampak dari longsor dan banjir bandang yang menghantam.
Hingga saat ini, satu korban dinyatakan meninggal dunia, sementara belasan lainnya masih belum ditemukan. Kesedihan dan keputusasaan membayangi setiap langkah pencarian, namun semangat keberanian tetap berkobar di hati Alexander dan tim penyelamat.
Bukan hanya korban manusia yang menjadi dampak, tetapi juga sejumlah bangunan penting seperti gereja dan hotel yang terdampak oleh bencana ini. Seiring dengan upaya pencarian, masyarakat setempat juga harus berhadapan dengan kerugian infrastruktur yang signifikan.
Kisah tragedi ini menjadi cerminan kekuatan dan kelemahan manusia di hadapan alam yang kadangkala tidak terduga. Meski kesedihan menyelimuti, namun semangat kepahlawanan dan keberanian tetap menyala, menciptakan harapan di tengah-tengah kegelapan yang melanda. Alexander Silaban dan Tim SAR gabungan tidak hanya berjuang melawan alam, tetapi juga melawan keputusasaan, membuktikan bahwa di balik tragedi ada tekad untuk bangkit dan merestorasi kehidupan.
(Ayu lestari)
Tangis Piluh Ayah Kehilangan 2 Anak Akibat Banjir Bandang dan Longsor