BREAKING NEWS
Rabu, 09 Juli 2025

Bocah usia 15 Tahun Menjadi Saksi Bisu Pembantaian Korban PKI di Lubang Buaya Banyuwangi

BITVonline.com - Sabtu, 01 Oktober 2022 09:48 WIB
38 view
Bocah usia 15 Tahun Menjadi Saksi Bisu Pembantaian Korban PKI di Lubang Buaya Banyuwangi
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

Banyuwangi – Peristiwa berdarah Gerakan 30 September/PKI atau G30S/PKI yang merenggut tujuh pahlawan revolusi pada 1965 tak hanya terjadi di Jakarta. Banjir darah juga terjadi di Banyuwangi, Jawa Timur.

 

Sebanyak 62 pemuda GP Ansor dibunuh secara sadis oleh gerombolan PKI. Kemudian, jasadnya dibuang di lubang buaya di Desa Cemetuk, Celuring, Banyuwangi.

Ada tiga lubang pembuangan jasad puluhan pemuda Ansor yang dikenal dengan Pemuda Pancasila itu. Untuk mengenang peristiwa kelam itu, dibangun monumen Lubang Buaya.

 

Di monumen ini, terdapat patung Garuda Pancasila raksasa lengkap dengan relief peristiwa pembunuhan keji di samping patung. Perspektif sejarah G30S/PKI itu dikemas dengan simbol-simbol relief, lubang buaya, dan beberapa teks di sekitar dinding patung yang menekankan kekejaman kelompok PKI.

 

Di bagian belakang patung garuda, terdapat tiga lubang berbentuk persegi. Ketiga lubang yang dimaksud sebagai monumen lubang buaya itu merupakan tempat pembuangan para korban usai dibantai massal pada 30 September 1965 silam.

Dalam teks di monumen tertulis “Monumen Pancasila Jaya di sini pada tanggal 18-10-1965 telah terjadi pembunuhan massal terhadap 62 Pemuda Pancasila oleh kebiadaban G30S/PKI

 

Juru kunci Lubang Buaya Semetuk, Suyoto menuturkan, lokasi ini menjadi tempat ditimbunnya jenazah anggota GP Ansor. Luas lahannya sekitar 500 meter persegi. Lokasinya di tengah perkampungan.

Di tempat ini terdapat tiga lubang, sekaligus dijadikan makam. Masing-masing, satu lubang besar berukuran 2×7 meter. Konon, menampung sebanyak 42 jenazah. Lalu, dua lubang lainnya berukuran 2×3 meter masing-masing berisi 10 jenazah.

 

Lahan ini dahulu milik kakek saya, Wono Karyo, lalu diwakafkan ke desa,” kata Suyoto yang merupakan cucu dari pemilik lahan ini, Sabtu (1/10/2022).

 

Ketika pembantaian terjadi, Suyoto sudah berusia remaja. Umurnya sekitar 15 tahun. Seingatnya, tragedi berdarah itu bermula dari bentrok antara pemuda Ansor dengan anggota PKI di Dusun Karangasem yang kini masuk Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran.

 

Lokasi bentrokan ini berjarak sekitar 3 kilometer dari lubang buaya Cemetuk. Dari bentrok ini lah, sebanyak 62 pemuda Ansor gugur. Mereka dibantai, lalu jenazahnya dibuang di lahan yang saat ini menjadi Lubang Buaya Cemetuk ini.

 

Dahulu, lokasi ini untuk membuang sampah. Tempat ini yang digunakan oleh pengikut PKI untuk membantai pemuda Ansor, lalu jenazahnya ditimbun,” kisahnya.

Kebetulan, ketika tragedi berdarah itu terjadi, di lokasi sudah ada makam Mbah Wono Karyo dan cucunya, Rasinem. Akhirnya, kawasan ini dijadikan monumen gugurnya 62 orang akibat keganasan PKI. Bangunan monumen ini diperbarui sekitar tahun 1997.

 

Selain makam, di tempat ini terdapat monumen Pancasila Jaya. Ada juga, sebuah relief yang menceritakan peristiwa berdarah pembantaian oleh PKI.

 

Meski terdapat 62 anggota GP Ansor, tetapi tidak ada satu pun nama-namanya. Hingga sekarang masih menjadi misteri,” pungkasnya

(DADANG)

komentar
beritaTerbaru