JAKARTA, – Setiap tanggal 28 September, Indonesia memperingati Hari Kereta Api Nasional.
Tahun ini, Kereta Api Indonesia (KAI) akan merayakan hari jadinya yang ke-80. Penetapan tanggal ini bukan berdasarkan pembangunan rel pertama atau perjalanan kereta api pertama di Indonesia, melainkan terkait peristiwa bersejarah yang terjadi pada 28 September 1945.
Sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai pada 17 Juni 1864, ketika Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J.W. Baron Sloet van de Beele, melakukan pencangkulan pertama pembangunan jalur kereta api di Desa Kemijen, Semarang. Jalur sepanjang 26 kilometer ini menghubungkan Semarang dengan Vorstenlanden (Surakarta-Yogyakarta) dan dibangun oleh perusahaan swasta Belanda, Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM). Perjalanan kereta api pertama tercatat pada 10 Agustus 1867.
Seiring waktu, pemerintah kolonial membentuk perusahaan kereta api milik negara, Staats Spoorwegen (SS), dan memperluas jaringan ke berbagai wilayah Jawa dan Sumatra. Pada masa pendudukan Jepang (1942), perkeretaapian diarahkan untuk kepentingan perang, termasuk pembangunan jalur baru dan pembongkaran rel untuk dialihkan ke Myanmar.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, para pekerja kereta api bergerak untuk merebut kendali dari Jepang. Puncaknya terjadi pada 28 September 1945, ketika ribuan pegawai kereta api dan Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) menduduki Balai Besar Kereta Api di Bandung.
Peristiwa ini menjadi cikal bakal berdirinya Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) dan diperingati sebagai Hari Kereta Api Nasional.Sejak itu, dunia perkeretaapian Indonesia mengalami beberapa perubahan status kelembagaan:
1. DKARI (1945)2. Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) pada 1963
3. Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) pada 15 September 19714. Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) pada 2 Januari 1991
5. PT Kereta Api (Persero) pada 19996. PT Kereta Api Indonesia (KAI) pada 2010 hingga kini
Perkembangan teknologi juga mendorong transformasi dari lokomotif uap ke diesel, hingga kini mengoperasikan kereta listrik (KRL) dan kereta cepat. Peringatan Hari Kereta Api Nasional bukan hanya momen historis, tetapi juga refleksi atas kontribusi kereta api dalam pembangunan infrastruktur, mobilitas masyarakat, dan pertumbuhan ekonomi.
Pemerintah menekankan pentingnya kereta api sebagai moda transportasi ramah lingkungan yang dapat mengurangi kemacetan dan polusi udara. Selain itu, kereta api terus dipromosikan sebagai alternatif wisata untuk menjelajahi berbagai destinasi di Indonesia.*