BREAKING NEWS
Minggu, 05 Oktober 2025

Rakyat Kehilangan Rumah, Vandiko Pesta Budaya: Di Mana Hati Nurani Bupati Samosir?

Abyadi Siregar - Minggu, 05 Oktober 2025 11:34 WIB
Rakyat Kehilangan Rumah, Vandiko Pesta Budaya: Di Mana Hati Nurani Bupati Samosir?
Pesta adat Horja Bius dan ritual Mangalahat Horbo di Kecamatan Palipi yang dihaditi Bupati Samosir. (foto: ist)
Berita Terkini, Eksklusif di Saluran WhatsApp bitvonline.com
+ Gabung

SAMOSIR – Tragedi kebakaran hebat yang meluluhlantakkan delapan rumah warga di Sidaji, Desa Simarmata, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumut, Senin (29/9/2025) dini hari, menyisakan duka mendalam. Namun yang lebih menyakitkan dari kobaran api adalah ketidakhadiran Bupati Samosir, Vandiko T. Gultom, di tengah penderitaan rakyatnya.

Hampir sepekan pasca kebakaran yang terjadi sekitar pukul 03.00 WIB, sang bupati tak sekalipun datang ke lokasi musibah. Alih-alih menunjukkan empati dan kepedulian, Vandiko justru terlihat sibuk menghadiri rangkaian pesta adat Horja Bius dan ritual Mangalahat Horbo di Kecamatan Palipi, Jumat (3/10/2025).

Kebijakan politik semacam ini menuai kecaman keras. Di tengah tangis rakyat yang kehilangan tempat tinggal, Vandiko memilih panggung budaya, bukan rakyatnya.

Baca Juga:

"Seharusnya seorang pemimpin hadir bukan hanya saat pesta, tapi terlebih ketika rakyatnya menangis," ujar Marco Sihotang, mantan anggota DPRD Samosir, dengan nada kecewa, Sabtu (4/10/2025).

Marco menilai, ketidakhadiran Vandiko sebagai bentuk nyata dari minimnya empati dan absennya tanggung jawab moral seorang kepala daerah. Ia juga menyinggung ironi politik Vandiko yang dulunya rajin masuk kampung saat butuh suara rakyat, namun kini seolah "menghilang" saat warganya dilanda musibah besar.

Pemadam Lambat, Pemerintah Diam
Parahnya lagi, respon penanganan dari pemerintah dinilai sangat lamban. Mobil pemadam kebakaran baru tiba satu jam setelah kejadian, meski jarak dari Pangururan ke lokasi kebakaran hanya sekitar 20 menit. Warga menduga, keterlambatan ini ikut memperparah kerusakan yang terjadi.

"Kalau penanganannya cepat, mungkin tidak semua rumah hangus. Tapi kami dibiarkan berjuang sendiri," ungkap salah satu warga korban kebakaran.

Dalam kondisi darurat seperti ini, warga berharap pemimpinnya hadir secara langsung—bukan hanya mengirim perwakilan dan bantuan seadanya.

Vandiko Pilih Panggung Adat
Sementara warga mengungsi dan menanti perhatian pemerintah, Vandiko justru tampil percaya diri di tengah kemeriahan Horja Bius, mengenakan pakaian adat dan menyampaikan sambutan soal pelestarian budaya.

"Budaya yang diwariskan oleh nenek moyang harus kita jaga dan lestarikan agar dapat dinikmati generasi mendatang," ujarnya, seperti dikutip dari rilis resmi Dinas Kominfo Samosir.

Pernyataan tersebut kontras dengan kondisi di lapangan, di mana generasi masa kini justru kehilangan tempat tinggal karena lemahnya respons pemerintah.

"Budaya itu penting, tapi rakyat yang kelaparan dan kehilangan rumah jauh lebih penting. Jangan tutupi ketidakpedulian dengan alasan adat," sindir Marco tajam.

Editor
: Redaksi
0 komentar
Tags
beritaTerkait
komentar
Masuk untuk memberikan atau membalas komentar.
beritaTerbaru