PADANG –Gunung Marapi di Sumatera Barat kembali memunculkan kekhawatiran terkait peningkatan aktivitas vulkanologinya. Setelah beberapa kali erupsi dan tanda-tanda peningkatan kegempaan, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) resmi menaikkan status Gunung Marapi menjadi Level III (Siaga) terhitung sejak 6 November 2024.
Status ini ditetapkan setelah dilakukan analisis intensif terhadap data pemantauan yang menunjukkan adanya peningkatan aktivitas vulkanik, terutama terkait dengan gempa vulkanik dalam (VA) yang mulai meningkat sejak awal Oktober 2024. Kenaikan kegempaan ini diperkirakan berhubungan dengan pasokan fluida (magma dan gas) yang semakin besar dari kedalaman tubuh Gunung Marapi.
Berdasarkan hasil pemantauan, PVMBG mengeluarkan peringatan kepada masyarakat dan pengunjung agar menghindari zona bahaya di sekitar Gunung Marapi. Radius berbahaya kini telah diperluas hingga 4,5 kilometer dari puncak gunung, dan segala aktivitas di dalam radius tersebut dilarang.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, dalam siaran pers yang diterbitkan pada Kamis (7/11/2024), menyampaikan bahwa peningkatan aktivitas vulkanik ini ditandai dengan adanya kecenderungan deformasi inflasi (peningkatan volume tubuh gunung) pada bagian puncak, yang menandakan adanya tekanan yang terus meningkat di kedalaman gunung.
“Rangkaian erupsi atau letusan yang terjadi tidak bersifat kontinyu, tetapi terus berlanjut. Hal ini dipengaruhi oleh dinamika naik turunnya pasokan fluida dari kedalaman gunung, yang teramati melalui fluktuasi tinggi kolom abu erupsi dan kegempaan. Secara visual, aktivitas Marapi dalam beberapa waktu terakhir cenderung mengalami peningkatan,” ujar Wafid.
Potensi Letusan Semakin Intensif
PVMBG mengungkapkan bahwa jika pasokan fluida (magma dan gas) terus meningkat, maka aktivitas letusan dapat semakin intensif, bahkan berpotensi menghasilkan lontaran material vulkanik yang lebih jauh. Hal ini berisiko memperluas area terdampak dari letusan Gunung Marapi.
Masyarakat di sekitar gunung diminta untuk terus memperhatikan perkembangan informasi dari pihak berwenang dan menghindari aktivitas di zona bahaya. Selain itu, masyarakat juga disarankan untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya erupsi atau letusan yang lebih besar, yang dapat terjadi sewaktu-waktu sebagai bentuk pelepasan energi yang terakumulasi.
Peningkatan Status dari Level II (Waspada) ke Level III (Siaga)
Berdasarkan evaluasi data-data pemantauan yang intensif, PVMBG memutuskan untuk menaikkan status aktivitas Gunung Marapi dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga). Keputusan ini diambil untuk meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi terhadap potensi letusan yang dapat terjadi secara mendalam dan lebih luas.
Dengan status Siaga, pihak berwenang akan terus memantau kondisi gunung secara intensif dan melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah serta masyarakat setempat untuk mitigasi bencana. Masyarakat diharapkan selalu mengikuti instruksi dari otoritas terkait untuk menghindari bahaya yang lebih besar.
Mengantisipasi Dampak Bencana
Peningkatan status ini menjadi peringatan keras bagi semua pihak untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam. Sebelumnya, Gunung Marapi telah mencatatkan sejumlah letusan yang membawa dampak pada masyarakat di sekitarnya, meskipun tidak sebesar letusan besar.
Ke depan, PVMBG akan terus memantau aktivitas vulkanologi Gunung Marapi dan menginformasikan perkembangan terbaru kepada masyarakat, untuk memastikan keselamatan warga yang tinggal di wilayah rawan bencana.
(N/014)
Aktivitas Vulkanologi Meningkat, Gunung Marapi Naik Status Menjadi Siaga